Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Bagi perusahaan terbuka, cari modal tambahan bukan selalu soal right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Seperti PT Global Mediacom Tbk (BMTR) misalnya. Manajemen menjadikan right issue sebagai skenario terburuk jika upaya - upaya prioritas gagal dipenuhi.
Sesuai dengan penuturan Oerianto Guyandi, Direktur BMTR, pihaknya memang memiliki hak untuk melakukan penambahan saham baru maksimum sebesar 10% dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh perusahaan. Namun, manajemen memastikan, upaya tersebut dilakukan dalam waktu dekat meski sebenarnya rencana ini telah memperoleh restu dari para pemegang saham saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Selasa (30/4).
Para pemegang saham setuju jika nantinya manajemen mengeluarkan sebanyak-banyaknya 1,25 miliar saham baru atau setara dengan 9,01% dari seluruh saham perusahaan tanpa memberikan HMETD kepada para pemegang saham. Selain itu, pemegang saham juga setuju terkait perubahan modal dasar menjadi Rp 5,57 triliun yang terdiri dari 55,75 miliar lembar
"Pemegang saham sudah setuju. itu yang utama. Tapi, belum tentu kami ambil langkah tersebut. Soalnya, kami masih memprioritaskan pendanaan dari kas internal, pinjaman, dan opsi terakhir baru penerbitan saham," jelas Oerianto.
Wacana ini muncul setelah sebelumnya dua anak usaha PT Bhakti Investama Tbk (BHIT), yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) berencana melakukan right issue dengan target perolehan duit segar sebesar Rp3,25 triliun. Rinciannya, BMTR mengambil skema HMETD atau private placement dengan bidikan duit segar Rp2,97 triliun. Sementara BCAP diperkirakan akan meraih dana Rp275,98 miliar dari hasil penerbitan saham barunya itu.
Menurut Arya Mahendra Sinulingga, Sekretaris Perusahaan BMTR, jika nantinya right issue benar - benar diaplikasikan, maka perolehan dananya akan digunakan untuk membiayai ekspansi dan aksi korporasi kedua perusahaan itu. Lewat aksi ini, manajemen bisa memperoleh modal tanpa membebani pemegang saham. "Aksi ini juga mampu meningkatkan likuiditas saham kami," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News