Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Blue Bird Tbk (BIRD) tertekan pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan keuangan tahunan, BIRD mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 2,05 triliun sepanjang tahun lalu, merosot 49,38% dari perolehan tahun 2019 yang sebanyak Rp 4,05 triliun.
Pendapatan dari kendaraan taksi masih memberi kontribusi terbesar Rp 1,54 triliun dan penyumbang terbesar lainnya dari sewa kendaraan senilai Rp 520,94 miliar. Kemudian pendapatan dari sewa gedung senilai Rp 4,47 miliar dan komisi lelang menyumbang Rp 14,82 miliar.
Di saat yang sama, BIRD harus menanggung rugi tahun berjalan sebesar Rp 163,18 miliar. Padahal pada tahun 2019 emiten ini masih mencatatkan laba bersih Rp 315,62 miliar.
Head of Investor Relations PT Blue Bird Tbk Michael Tene mengungkapkan, performa keuangan Blue Bird di 2020 jelas sangat terpengaruh oleh kondisi pandemi yang menurunkan mobilitas masyarakat.
Namun, Blue Bird mulai mencatat perbaikan kinerja yang solid mulai kuartal III dan kuartal IV.
Baca Juga: Indeks saham sektor transportasi dan logistik menguat, ini pendorongnya
“Pendapatan kami di kuartal IV naik 23% dibandingkan kuartal III dan naik 85,7% dibandingkan kuartal 2 yang merupakan kuartal terburuk di tahun 2020,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (31/3).
Lebih lanjut ia menerangkan, BIRD memang masih membukukan kerugian di kuartal IV tahun 2020 sebesar Rp 14,6 miliar, akan tetapi posisi tersebut sudah jauh membaik dibandingkan kuartal III-2020 dimana BIRD membukukan net loss Rp 63 miliar.
“Apabila melihat performa kami di kuartal III dan IV sangat jelas pemulihan yang terjadi di performa keuangan Blue Bird sangat signifikan,” imbuhnya.
Nah, pada tahun ini BIRD menargetkan bisa kembali membukukan profit sejalan dengan mobilitas yang mulai membaik pasca Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketat yang terjadi di awal tahun. Tak hanya itu, mulainya program vaksinasi secara nasional tentunya menjadi katalis yang positif untuk mendukung kinerja Blue Bird tahun ini.
Sayangnya, ia belum dapat menyebutkan target pertumbuhan kinerja pada tahun 2021. Yang jelas, sambung Michael, untuk meningkatkan kinerja pihaknya tetap fokus pada layanan yang diberikan kepada pelanggan dengan terus mengimplementasikan protokol kesehatan yang ketat demi kenyamanan dan keamanan penumpang.
“Selain itu, kami juga tetap berkomitmen untuk berinvestasi pada teknologi terutama yang memudahkan customer mengakses layanan kami, dan teknologi yang dapat lebih mengoptimalkan efisiensi operasional armada kami,” paparnya.
Emiten ini tengah melakukan pengembangan IT untuk layanan Blue Bird dan juga kecerdasan buatan atawa artificial intelligence (AI) untuk mengoptimalkan sebaran armadanya. Asal tahu saja, saat ini BIRD telah memiliki armada sebanyak 28.000 kendaraan.
Pada tahun ini, BIRD menyiapkan belanja modal sebesar Rp 500 miliar, adapun alokasi belanja modal ini salah satunya untuk peremajaan kendaraan dan pengembangan IT.
Selanjutnya: Bantah rumor terseret merger Gojek-Tokopedia, Blue Bird (BIRD) fokus pada bisnis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News