Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli telah memulai langkah awal penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Analis menilai, IPO perusahaan teknologi ini masih kurang menarik.
Merujuk prospektus, perusahaan yang akan menggunakan ticker BELI ini menawarkan sebanyak-banyaknya 17,77 miliar saham IPO atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Dalam IPO ini, saham Blibli ditawarkan dengan rentang harga Rp 410 - Rp 460 untuk setiap sahamnya. Dus, Blibli berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp 8,17 triliun.
Baca Juga: Gelar IPO, Blibli (BELI) Incar Dana Segar Rp 8,17 Triliun
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, kalau dilihat dari penggunaan dana yang sebagian besar untuk melunasi utang, akan membuat investor semakin tidak tertarik karena kurang bonafide.
Memang, Rp 5 triliun dari dana penawaran umum saham rencananya akan Blibli pakai untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan. Sisanya, bakal digunakan sebagai modal kerja.
"Investor cenderung lebih menyukai jika digunakan untuk ekspansi yang dapat berdampak signifikan terhadap masa depan perusahaan, sehingga biasanya berani membayar lebih mahal karena memiliki potensi pertumbuhan yang kuat," tutur Pandhu kepada Kontan, Senin (17/10).
Apalagi kalau dibandingkan dengan dua perusahaan sejawat, yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), harga penawaran IPO Blibli kurang menarik investor.
Kalau dilihat dari ukuran perusahaan, dalam hitungan Pandhu pasca IPO, BELI akan punya ekuitas sebesar Rp 16 triliun. Nilai itu lebih rendah dibanding BUKA sebesar Rp 32 triliun dan GOTO senilai Rp 143 triliun.
"Maka bisa dikatakan BELI kalah start dan akan sulit untuk bersaing menjadi market leader. Untuk menumbuhkan TPV (Total Processing Value) dan pendapatan tentu membutuhkan banyak modal," ujarnya.
Baca Juga: Incar Dana Rp 8,17 Triliun Lewat IPO, Simak Kinerja e-commerce Grup Djarum, Blibli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News