kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

BlackRock dan JPMorgan Akumulasi GOTO, Isu Merger Grab Makin Kencang


Selasa, 11 November 2025 / 20:01 WIB
BlackRock dan JPMorgan Akumulasi GOTO, Isu Merger Grab Makin Kencang
ILUSTRASI. ilustrasi goto. KONTAN/Panji Indra


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali mencuri perhatian investor di tengah kabar merger dengan Grab yang kian santer.

Pada akhir perdagangan Selasa (11/11/2025), saham GOTO ditutup menguat di level Rp 67 per saham.

Data Bloomberg menunjukkan, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 122,50 miliar di seluruh pasar pada hari itu. Secara bulanan, net buy asing mencapai Rp 5,74 miliar.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah Terbatas pada Rabu (12/11), Silakan Amati Saham-Saham Ini

Beberapa manajer investasi global tampak mengakumulasi saham teknologi ini. Di antaranya BlackRock Inc. dan JPMorgan Chase & Co., dua nama besar di pasar modal global.

JPMorgan diketahui membeli sekitar 38,84 juta saham GOTO pada perdagangan Selasa (11/11), sehingga total kepemilikannya mencapai 2,52 miliar saham.

Sementara BlackRock Inc. sehari sebelumnya menambah posisi dengan membeli 16,15 juta saham, membuat total kepemilikan mereka menjadi 30,03 miliar saham GOTO.

Rumor Merger Kembali Menguat

Rumor merger antara GOTO dan Grab sebenarnya bukan hal baru. Isu ini pertama kali berembus sejak Februari 2020, jauh sebelum GOTO melantai di Bursa Efek Indonesia.

Kabar serupa sempat mencuat kembali pada Februari 2024, dan kini rumor tersebut semakin menguat sejak awal Februari 2025.

Baca Juga: Kinerja Emiten CPO Grup Salim Subur, Simak Prospek dan Rekomendasinya

Kali ini, rumor merger disebut-sebut mendapat restu dari Istana. Pertemuan antara manajemen Grab, GOTO, dan Presiden Prabowo Subianto disebut menghasilkan kesepahaman awal mengenai potensi konsolidasi.

Tak hanya itu, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dikabarkan akan ikut terlibat dalam aksi korporasi ini, mengingat PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memiliki kepentingan investasi di GOTO.

Menurut laporan Bloomberg, SoftBank Group Corp., Provident Capital Partners, dan Peak XV para investor utama GOTO mendorong percepatan pembicaraan merger.

Bahkan, sejumlah pemegang saham disebut telah menandatangani memo kepada dewan direksi untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), dengan agenda salah satunya terkait posisi Patrick Walujo sebagai direktur utama yang kabarnya menentang rencana akuisisi oleh Grab.

Baca Juga: Cek Prediksi Pergerakan Rupiah untuk Rabu (12/11/2025)

 

GOTO Tegaskan RUPSLB Tak Terkait Aksi Korporasi

GOTO telah mengumumkan rencana RUPSLB pada 17 Desember 2025, sebagaimana tercantum di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/11).

Namun, Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GOTO R. A. Koesoemohadiani menegaskan bahwa agenda rapat tersebut tidak berkaitan dengan aksi korporasi apa pun.

“Agenda RUPSLB ini merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik dan tidak perlu menimbulkan kekhawatiran. Informasi lebih lanjut akan disampaikan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku,” jelas Diani dalam keterbukaan informasi, Selasa (11/11).

Ia menambahkan, pemanggilan resmi RUPSLB akan dilakukan pada 25 November 2025, serta menegaskan bahwa manajemen tetap berkomitmen bertindak profesional dan mengutamakan kepentingan seluruh pemangku kepentingan.

“Menanggapi spekulasi media terkait potensi transaksi antara GOTO dan Grab, hingga saat ini belum ada keputusan maupun kesepakatan terkait hal tersebut,” tegas Diani.

Baca Juga: Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Rabu (12/11/2025)

Prospek Merger Dinilai Positif, tapi Ada Risiko Monopoli

Menurut Head of Research Macquarie Capital Indonesia Ari Jahja, wacana merger antara GOTO dan Grab masuk akal, sejalan dengan perbaikan kondisi keuangan GOTO dalam beberapa kuartal terakhir.

“Kombinasi antara GOTO dan Grab akan menguntungkan pemegang saham utama seperti SoftBank Group, karena potensi laba dari Grab dapat menutupi kerugian di GOTO,” tulis Ari dalam risetnya, Senin (10/11).

Namun, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho mengingatkan bahwa dari sisi konsumen, merger kedua raksasa teknologi ini berpotensi menciptakan monopoli pasar.

“Kalau hanya ada satu pemain besar, persaingan bisa jadi tidak sehat. Tapi kita lihat saja, karena rumor ini sudah berulang kali muncul, mudah-mudahan kali ini bisa terealisasi,” ujar Adityo.

Selanjutnya: Marketing Sales per September 2025 Lesu, Ini Strategi PWON untuk Dongkrak Penjualan

Menarik Dibaca: POCO Tawarkan Harga Spesial 11.11 Mega Sale, Diskon hingga Rp500.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×