kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Kinerja Emiten CPO Grup Salim Subur, Simak Prospek dan Rekomendasinya


Selasa, 11 November 2025 / 19:34 WIB
Kinerja Emiten CPO Grup Salim Subur, Simak Prospek dan Rekomendasinya
ILUSTRASI. Pabrik Kelapa Sawit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) Grup Salim masih panen laba sepanjang periode Januari-September 2025.

Tengok saja, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 1,24 triliun per September 2025. Ini naik 55,27% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 803,34 miliar di periode sama tahun lalu.

Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 3,95 triliun per kuartal III 2025, naik 35,3% YoY dari Rp 2,92 triliun. “Naik 35% YoY terutama karena kenaikan harga jual rata-rata dan volume penjualan produk sawit,” ujar manajemen LSIP dalam keterbukaan informasi tanggal 31 Oktober 2025.

Pendapatan LSIP sepanjang Januari-September 2025 ditopang oleh segmen minyak kelapa sawit sebesar Rp 2,93 triliun. Lalu, segmen inti sawit dan produk terkait Rp 764,89 miliar, segmen lainnya Rp 142,02 miliar, dan segmen karet Rp 110,79 miliar.

Kemudian, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) meraih laba bersih Rp 1,41 triliun per September 2025, naik 75,97% YoY dari Rp 806,19 miliar.

Pendapatan juga naik 32,75% YoY dari Rp 11,23 triliun menjadi Rp 14,92 triliun per kuartal III 2025.

Secara rinci, pendapatan SIMP di periode ini disumbang segmen usaha minyak dan lemak nabati sebesar Rp 10,49 triliun dan segmen perkebunan Rp 10,26 triliun. Terdapat eliminasi sebesar Rp 5,83 triliun pada periode ini.

Baca Juga: Emiten CPO Grup Salim Beri Penjelasan Soal Lahan Sawitnya di Kawasan Hutan

Sayangnya, produksi tandan buah segar (TBS) emiten sawit Grup Salim per kuartal III 2025 tak sebaik kinerja keuangannya.

Per kuartal III 2025, SIMP mencatatkan produksi TBS inti relatif sama dengan periode sama tahun lalu, yaitu sebesar 1,9 juta ton. 

“Seiring dengan kenaikan TBS dari eksternal, produksi CPO naik 4% YoY menjadi 513 ribu ton,” kata manajemen SIMP dalam keterbukaan informasi tanggal 31 Oktober 2025.

Sementara, produksi TBS inti LSIP turun 2% YoY menjadi 798 ribu ton per kuartal III 2025. Namun, seiring dengan kenaikan TBS dari eksternal, total produksi CPO naik 4% yoy menjadi 202 ribu ton.

Lahan tertanam kelapa sawit SIMP turun dari 241.208 hektar per 31 Desember 2024, menjadi 241.031 hektar per September 2025.

Sebaliknya, lahan kelapa sawit LSIP naik menjadi 91.420 hektar per 30 September 2025, dari sebelumnya 91.152 hektar di 31 Desember 2024.

Analis Halima Yefany dan Aurelia Barus bilang, lonjakan penjualan produk kelapa sawit LSIP jauh di atas produksi pada periode ini. 

“Ada biaya produksi yang lebih tinggi pada kuartal III 2025, didorong oleh penggunaan inventaris di periode ini dibandingkan penimbunan pada kuartal II, yang menekan margin,” ujarnya dalam riset yang diterima Kontan, Selasa (11/11/2025).

Melansir laporan keuangan, total beban produksi LSIP sebesar Rp 2,34 triliun per kuartal III 2025, naik dari Rp 1,98 triliun. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta melihat, penurunan produksi LSIP disebabkan oleh replanting yang tengah dilakukan. Meskipun begitu, replanting wajib dilakukan oleh perkebunan sawit dan dampak pengurangan produksi mereka pun menjadi tak terhindarkan.

“Tekanan margin akhirnya juga terjadi lantaran beban operasional naik. Tapi, ini (replanting) bagus untuk jangka panjang,” katanya kepada Kontan, Selasa.

Di sisi lain, peningkatan kinerja SIMP didorong oleh penguatan permintaan produk sawit yang disertai dengan kenaikan harga CPO dan turunannya. 

Prospek dan Rekomendasi

Halima melihat, kinerja keuangan LSIP kemungkinan masih akan baik hingga akhir 2025. Tak hanya didukung kinerja fundamental perusahaan yang baik, sentimen industri CPO juga masih baik.

Baca Juga: Ditopang Permintaan Domestik dan Ekspor, Simak Rekomendasi Saham Emiten Sektor CPO

Isu terkait Satgas Kehutanan yang melakukan pengecekan lahan sawit di wilayah hutan lindung sebenarnya cukup mengkhawatirkan. Namun, risiko dari isu lahan kehutanan ini cenderung terbatas.

Sebab data Greenpeace menunjukkan hanya sekitar 100 ha yang mungkin terdampak dari aksi Satgas Kehutanan, atau hanya sekitar 0,1% dari total luas kelapa sawit LSIP.

Jika terkena penalti pun, potensi kerugiannya akan minimal yaitu sekitar Rp 25 miliar, dengan asumsi usia tanam 15 tahun dan luas perkebunan penuh. Jumlah itu hanya 1% dari target pendapatan LSIP di sepanjang tahun 2025. 

“Risiko utama lainnya berasal dari perubahan regulasi, tantangan operasional, dan volatilitas harga CPO,” ungkapnya.

Halima pun merekomendasikan beli untuk LSIP dengan target harga Rp 1.500 per saham.

Baca Juga: Didukung Harga dan Permintaan, Emiten CPO Tetap Prospektif

Nafan melihat, permintaan CPO dan turunannya masih akan bagus hingga tahun 2026, terutama dari domestik. Ini didorong oleh kebijakan B50 yang bakal berlaku pada Januari 2026.

Namun, tren penguatan permintaan dari domestik sudah mulai terlihat belakangan ini. SIMP mencatat, penjualan ekspor turun dari Rp 1,49 triliun per September 2024 menjadi Rp 834,10 miliar per September 2025. Sementara, penjualan domestik naik dari Rp 9,74 triliun menjadi Rp 14,08 triliun per September 2025.

Secara general, sentimen domestik dan global dinilai masih positif untuk CPO. “Penjualan CPO juga musiman. Permintaan mungkin naik nanti di awal 2026 karena ada Ramadan dan Lebaran,” katanya.

Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk SIMP dengan target harga Rp 760 per saham.

Baca Juga: Harga CPO Bergerak Fluktuatif, Begini Pengaruhnya ke Saham London Sumatera (LSIP)

Selanjutnya: Mastercard dan VIsa Sepakat Bayar Gugatan US$ 38 Miliar

Menarik Dibaca: POCO Tawarkan Harga Spesial 11.11 Mega Sale, Diskon hingga Rp500.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×