Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung menguat pada perdagangan Jumat (16/11). Tapi secara mingguan, indeks cenderung turun.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,49% ke 25.413,22. Indeks S&P 500 naik 0,22% ke 2.736,27. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,15% ke 7.247,87.
Dalam sepekan, Nasdaq turun 2,15%. Dow Jones pun melemah hingga 2,22% dalam lima hari perdagangan. Sedangkan S&P 500 turun 1,61%.
Bursa saham AS belakangan tertekan pemilu sela, prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve, tarif impor dan perang dagang, serta kemungkinan bahwa lonjakan laba emiten bursa telah mencapai puncak dan bisa menurun.
Pekan ini, investor menunggu musim belanja Black Friday menjelang liburan akhir tahun. Menurut polling Reuters/Ipsos, sekitar 38% konsumen AS berencana untuk belanja pada Black Friday tahun ini. Enam dari 10 responden berencana membelanjakan separuh kebutuhan pada hari itu.
"Dari seluruh faktor, konsumen menjadi pendorong. Sektor ini menyetir pertumbuhan kuartal ketiga, dengan pertumbuhan upah lebih dari 3%," kata Jack Ablin, chief investment officer Cresset Wealth Advisors kepada Reuters.
Dia menambahkan, jika catatan penjualan Black Friday tahun ini mengecewakan, maka pasar berpotensi koreksi.
Pertumbuhan penjualan di toko yang sama di AS diramal berada di angka 3% pada kuartal keempat. Angka ini turun tipis ketimbang dua duartal sebelumnya dan dari kuartal empat tahun lalu 3,1%.
"Sektor konsumer yang membaik tidak selalu berarti bahwa penjualan ritel, profitabilitas, dan kinerja akan melonjak," kata Shawn Kravetsz, presiden Esplanade Capital. Data penjualan ritel AS menunjukkan lonjakan pada bulan Oktober.
Angka penjualan ritel ini dipicu oleh pembelian kendaraan bermotor dan material bangunan. Tapi, data dua bulan sebelumnya dikoreksi turun dan tren mengindikasikan perlambatan belanja konsumen. Belanja konsumen mengontribusi lebih dari dua pertiga ekonomi AS.
Di sisi lain, indeks S&P tercatat reli pada Desember sejak tahun 1950 dengan peluang 75%. Indeks acuan naik rata-rata 1,6% di bulan Desember. Tahun ini, arah bursa bulan Desember menunggu hasil pertemuan G20 dan keputusan suku bunga Federal Reserve.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News