kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.429   -11,00   -0,07%
  • IDX 6.918   -50,40   -0,72%
  • KOMPAS100 1.000   -11,46   -1,13%
  • LQ45 766   -8,77   -1,13%
  • ISSI 226   -1,43   -0,63%
  • IDX30 398   -3,81   -0,95%
  • IDXHIDIV20 467   -4,90   -1,04%
  • IDX80 112   -1,35   -1,19%
  • IDXV30 116   -0,91   -0,78%
  • IDXQ30 129   -1,13   -0,87%

Bitcoin Tetap Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global dan Ketegangan Geopolitik


Jumat, 20 Juni 2025 / 09:46 WIB
Bitcoin Tetap Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global dan Ketegangan Geopolitik
ILUSTRASI. Mata uang virtual Bitcoin, Ethereum, dan Dogecoin diletakkan di atas tumpukan emas palsu di Clermont-Ferrand, Prancis, pada 25 Maret 2025.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta ketidakpastian ekonomi global, Bitcoin menunjukkan ketahanan yang cukup solid. 

Konflik antara Iran dan Israel yang terus memanas, ditambah keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk menahan suku bunga, tak menyurutkan pergerakan positif aset kripto terbesar ini.

Menurut data real time Coinmarketcap pada Jumat (20/6) pukul 09.00 WIB, harga Bitcoin tercatat di level US$ 104.806. Angka ini mencerminkan kenaikan sebesar 0,19% dalam 24 jam terakhir dan 0,95% dalam sepekan.

Baca Juga: Prospek Reksadana Tetap Positif di Tengah Ketidakpastian Global

Meski penguatannya tergolong tipis, Bitcoin masih mampu bertahan di atas level psikologis US$ 100.000, meskipun selama sepekan terakhir pasar dihantui ketidakpastian. 

Ketua The Fed Jerome Powell dalam pengumuman terbarunya menyatakan bahwa prospek ekonomi Amerika Serikat masih diliputi ketidakpastian tinggi. Suku bunga acuan AS tetap dipertahankan di kisaran 4,25% – 4,50%.

Selain faktor ekonomi, dinamika politik juga turut membayangi. Presiden AS Donald Trump memberi isyarat akan terlibat dalam konflik Iran-Israel yang semakin memanas dalam beberapa hari terakhir. Hal ini berpotensi mendorong eskalasi geopolitik global lebih jauh.

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menilai pasar kripto saat ini berada dalam fase konsolidasi, di mana pergerakan aset digital cenderung terbatas. 

Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Jadi Mesin Pemacu Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

“Bitcoin sedang menguji zona support di US$ 104.000. Volume perdagangan menurun, ADX berada di level 16 yang menandakan belum ada tren kuat, dan RSI netral di angka 45,” jelas Fyqieh dalam keterangannya, Kamis (19/6).

Ia menambahkan, indikator teknikal tersebut menunjukkan pasar sedang menunggu arah baru, baik dari sinyal kebijakan moneter The Fed maupun perkembangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Namun secara struktur jangka panjang, pasar masih menunjukkan prospek positif. Fyqieh mengungkapkan bahwa pola golden cross antara EMA 50 dan EMA 200 hari masih terjaga. 

Jika menjelang pertemuan FOMC berikutnya pada Juli The Fed memberikan sinyal yang cenderung dovish, maka harga Bitcoin berpotensi menguat kembali hingga menyentuh level US$ 110.000.

Meskipun sering dikategorikan sebagai aset berisiko, rekam jejak Bitcoin dalam menghadapi situasi geopolitik menunjukkan ketahanan. 

Baca Juga: OJK Minta Bank Waspadai Risiko Pasar dan Likuiditas di Tengah Ketidakpastian Global

Selama satu dekade terakhir, Bitcoin tidak menunjukkan penurunan signifikan dalam jangka panjang meskipun dunia dilanda sejumlah konflik besar. Ini termasuk perang Rusia-Ukraina pada 2022, konflik Israel-Gaza sejak 2023, hingga ketegangan terbaru antara Israel dan Iran pada 2025.

Sebagai contoh, setelah serangan rudal Israel ke Iran pada 13 Juni lalu, harga Bitcoin sempat terkoreksi namun berhasil pulih hanya dalam beberapa hari. Bahkan, pada 16 Juni, perusahaan MicroStrategy milik Michael Saylor mengumumkan pembelian 10.001 unit Bitcoin senilai US$ 1 miliar, menunjukkan keyakinan institusional terhadap prospek jangka panjang aset ini.

“Konflik geopolitik meningkatkan ekspektasi inflasi global melalui lonjakan belanja fiskal, gangguan rantai pasok, dan kenaikan harga komoditas. Dalam jangka panjang, faktor-faktor ini cenderung menguntungkan Bitcoin,” ujar Fyqieh.

Meski begitu, Fyqieh juga mengingatkan bahwa Bitcoin tetap sensitif terhadap reaksi awal pasar terhadap konflik bersenjata. Tekanan jual dapat terjadi segera setelah konflik meletus, sebelum pasar kembali stabil.

Baca Juga: Permintaan Aset Safe Haven Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

Ia menambahkan, saat ini Bitcoin menghadapi level resistance di US$ 106.500. Jika mampu melewati titik ini, zona resistance berikutnya berada di rentang US$ 108.800 hingga US$ 110.000, dengan resistance kritis di US$ 112.000.

Adapun support terdekat berada di kisaran US$ 102.000–US$ 103.000. Level psikologis US$ 100.000 menjadi penopang penting, sementara support jangka panjang yang lebih krusial berada di sekitar US$ 93.200, bertepatan dengan EMA 200 hari.

Selanjutnya: Daftar 6 Film Underrated Korea yang Jarang Jadi Obrolan

Menarik Dibaca: Daftar 6 Film Underrated Korea yang Jarang Jadi Obrolan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×