kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.560.000   -8.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.275   10,00   0,06%
  • IDX 6.957   -60,21   -0,86%
  • KOMPAS100 1.029   -10,26   -0,99%
  • LQ45 801   -9,74   -1,20%
  • ISSI 211   -1,07   -0,51%
  • IDX30 411   -4,25   -1,02%
  • IDXHIDIV20 490   -6,86   -1,38%
  • IDX80 118   -1,07   -0,90%
  • IDXV30 122   -1,31   -1,07%
  • IDXQ30 136   -1,57   -1,14%

Bitcoin Masih Sulit Tembus US$ 100.000, Ini Sebabnya


Selasa, 14 Januari 2025 / 20:13 WIB
Bitcoin Masih Sulit Tembus US$ 100.000, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Harga Bitcoin (BTC) kembali naik di awal 2025. Meski begitu, harganya masih belum kembali menembus level US$ 100.000


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali naik di awal 2025. Meski begitu, harganya masih belum kembali menembus level US$ 100.000. Kenapa?

Berdasarkan coinmarketcap, nilai BTC mencuat 5,8% dalam 24 jam terakhir ke US$ 96.036 pada Selasa (14/1) pukul 19.58 WIB. Alhasil, kenaikan itu mengalamiĀ penguatan 2,8% dari awal tahun 2025.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan koreksi Bitcoin setelah mencapai US$ 108.000 pada Desember 2024 bukanlah indikasi berakhirnya tren bullish. Hal itu merupakan dinamika wajar dalam pasar kripto yang sangat volatile.

Baca Juga: CEO JPMorgan Jamie Dimon Masih Skeptis terhadap Bitcoin, Sebut BTC Tak Memiliki Nilai

"Penurunan harga ini terutama dipicu oleh meningkatnya tekanan jual serta perubahan ekspektasi terhadap kebijakan moneter The Fed, yang memutuskan untuk mengurangi rencana pemangkasan suku bunga pada 2025," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/1).

Nah, Fyqieh menilai kesulitan BTC untuk kembali menembus level US$ 100.000 disebabkan oleh kombinasi faktor makro ekonomi, teknikal, dan sentimen pasar. Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga hanya dua kali di 2025, dibandingkan ekspektasi pelonggaran moneter yang lebih agresif, mengecewakan sebagian pelaku pasar.

Baca Juga: Apakah Bitcoin Sudah Menyentuh Titik Terendah Setelah Puncak Desember?

Selain itu, level resistensi psikologis di US$ 100.000 mendorong banyak investor melakukan aksi ambil untung setelah reli besar sebelumnya. "Sehingga menciptakan tekanan jual yang signifikan dan melemahkan momentum kenaikan," terangnya.

Kapitalisasi pasar yang sempat menyentuh US$ 3,91 triliun juga memicu kebutuhan akan konsolidasi alami setelah kenaikan besar. Di sisi lain, ketidakpastian terkait implementasi kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Trump serta kekhawatiran terhadap potensi inflasi akibat kebijakan fiskal ekspansif membuat investor lebih berhati-hati sebelum kembali masuk ke pasar.

Selanjutnya: OJK Sebut Fintech Lending dan Modal Ventura Punya Peluang Dukung Program 3 Juta Rumah

Menarik Dibaca: Tips Andalkan Aplikasi Navigasi Saat Pergi Traveling

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×