Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, JSMR juga dinilai akan diuntungkan oleh pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia menjadi 5,75%. Hal ini tentu akan mengurangi beban bunga yang ditanggung oleh emiten tersebut ketika hendak mencari pendanaan.
Asal tahu saja, beban bunga perusahaan di semester pertama lalu mencapai Rp 1,1 triliun.
Dengan turunnya suku bunga acuan, JSMR juga lebih leluasa dalam memanfaatkan berbagai macam instrumen untuk mencari pendanaan proyek-proyek jalan tolnya. Sejauh ini, perusahaan sudah pernah menerbitkan seperti obligasi, KIK DINFRA dan KIK EBA, hingga RDPT.
Andreas masih merekomendasikan hold saham JSMR dengan target Rp 5.475 per saham.
Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta dalam riset 23 Juli juga merekomendasikan hold saham JSMR dengan target Rp 6.000 per saham.
Ia memprediksi pendapatan bisnis jalan tol dan usaha lainnya JSMR dapat mencapai Rp 10,95 triliun pada akhir tahun nanti.
Sekadar catatan, pendapatan lini bisnis jalan tol dan usaha lainnya JSMR di semester II-2019 naik 6,6% (yoy) dari Rp 4,88 triliun menjadi Rp 5,20 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News