Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mampu mencetak kinerja ciamik di semester pertama tahun 2022. Emiten penyedia jasa logistik dan bahan bakar minyak ini membukukan pendapatan senilai Rp 22,10 triliun di semester pertama 2022 atau melejit 106,50% dari Rp 10,70 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih AKRA sepanjang periode tersebut mencapai Rp 955,61 miliar. Capaian ini naik 73,59% dari laba bersih di semester I-2021 sebesar Rp 550,39 miliar.
Analis BRI Danareksa Ignatius Teguh Prayoga mengatakan capaian AKRA mencapai 70% estimasinya dan 66% konsensus. Dia melihat, margin laba bersih AKRA turun menjadi 4,3% dari 5,1%.
Baca Juga: Penjualan Naik Tinggi, Tiga Analis Rekomendasikan Beli Saham AKR Corporindo (AKRA)
Di sisi lain, laba kotor AKRA meningkat sebesar 48,1% secara tahunan atau 34,7% kuartalan yang mengindikasikan peningkatan lebih lanjut. Adapun laba kotor yang lebih tinggi didorong oleh minyak bumi yang tumbuh 74% secara tahunan dan bahan kimia dasar tumbuh 117% secara tahunan. Kedua segmen pendapatan itu menyumbang 85% dari total laba kotor semester I 2022.
Teguh mengatakan, pertumbuhan yang kuat tersebut didorong infrastruktur yang tetap beroperasi di tengah gangguan rantai pasokan yang dihadapi para pesaingnya. "Hal ini mendorong pangsa pasar AKRA yang diterjemahkan menjadi volume penjualan yang lebih tinggi untuk minyak bumi dan bahan kimia dasar," ungkap dia dalam riset, Selasa (26/7).
Seiring dengan capaian AKRA dan ekspektasi permintaan yang kuat pada minyak bumi dan bahan kimia, serta potensi penjualan lahan di semester II, BRI Danareksa Sekuritas merevisi proyeksi kinerja AKRA. Teguh meningkatkan prediksi pendapatan AKR Corporindo menjadi Rp 34,45 triliun dari sebelumnya Rp 29,68 triliun dan laba bersih menjadi Rp 1,54 triliun dari sebelumnya Rp 1,37 triliun untuk tahun ini.
Baca Juga: Kinerja AKR Corporindo Lampaui Estimasi Analis, Simak Rekomendasi Saham AKRA
Analis RHB Sekuritas Andhika Suryadharma menambahkan bahwa AKRA juga akan memfokuskan distribusi bahan kimia dasar pada pasokan lokal. Hal itu lantaran permintaan diperkirakan akan didukung oleh pemulihan ekonomi domestik dengan pasokan yang terbatas dan kapasitas smelter yang meningkat.
Andhika juga melihat bahwa AKRA memiliki posisi kas bersih dengan belanja modal yang relatif terkendali, mencapai Rp 300 miliar yang diperuntukkan bagi pemeliharaan infrastruktur bisnis distribusinya. "Oleh karena itu, AKRA harus memiliki fleksibilitas lebih untuk membiayai dari dana internal untuk kebutuhan capex, mulai membayar utang lebih awal, atau membagikan dividen," katanya.
RHB Sekuritas menyematkan rating buy untuk AKRA dengan target harga Rp 1.350 per saham. Demikian juga dengan BRI Danareksa dengan target harga Rp 1.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
