Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT ABM Investama Tbk (ABMM) boleh saja mengalami perlambatan pada semester pertama lalu. Akan tetapi, sejumlah segmen bisnis perusahaan tambang batubara tersebut masih memperlihatkan peningkatan positif.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan ABMM menurun 23,97% (yoy) menjadi US$ 286,48 juta pada semester pertama lalu. Pendapatan dari lini bisnis kontraktor tambang dan tambang batubara tercatat turun 26,06% (yoy) menjadi US$ 205,04 juta.
Baca Juga: Indosat (ISAT) jual 3.100 menara ke Mitratel dan Protelindo Rp 6,39 triliun
Kendati demikian, ABMM masih bisa berharap dari lini bisnis jasa logistik dan sewa kapal yang membukukan kenaikan pendapatan sebesar 7,84% (yoy) menjadi US$ 48,10 juta. Begitu pula dengan lini bisnis jasa site service division dan reprabrikasi yang pendapatannya tumbuh 8,64% (yoy) menjadi US$ 8,92 juta.
Direktur ABMM Adrian Erlangga menjelaskan, pihaknya memiliki konsep operasional mining value chain. Konsep ini memungkinkan seluruh anak usaha perusahaan bersinergi dalam operasional tambang batubara mulai dari hulu hingga hilir.
Tak ayal, ketika ada satu segmen bisnis yang tersendat kinerjanya, segmen bisnis lainnya masih bisa menutupi kekurangan tersebut.
Ambil contoh pada bisnis jasa logistik dan sewa kapal ABMM yang pendapatannya masih bisa tumbuh 7,84% (yoy) di paruh pertama tahun ini. Harga batubara di pasar global memang cenderung tertekan.
Baca Juga: Resmi IPO, saham Itama Ranoraya (IRRA) melesat 49,73%.
Akan tetapi, produksi komoditas tersebut di Indonesia masih tumbuh signifikan. Beberapa perusahaan tambang pun masih terus menggenjot volume produksi batubaranya. “Karena volume produksi meningkat, permintaan terhadap logistik dan penyewaan kapal kami masih stabil,” ungkap Adrian, Selasa (14/10).
Sekadar catatan, bisnis ABMM di bidang jasa logistik dan penyewaan kapal dijalankan oleh anak usahanya, PT Cipta Krida Bahari atau CKB Logistik.
Hal serupa juga terjadi pada lini bisnis jasa ABMM lainnya, yaitu site service division dan reprabrikasi yang juga mencatatkan kinerja positif. Permintaan terhadap bisnis tersebut tidak terpengaruh oleh kondisi pergerakan harga batubara.
ABMM sendiri menjalankan bisnis site service division dan reprabrikasi lewat anak usahanya yaitu PT Sanggar Sarana Baja.
Baca Juga: Usai RUPSLB, Inti Bangun Sejahtera enggan bicara soal bisnis
Adrian bilang, lini bisnis jasa tetap bisa menopang kinerja ABMM secara keseluruhan, meski secara porsi pendapatan masih di kategori mini. Potensi pertumbuhan lini bisnis tersebut tentu masih ada.
Syaratnya tentu saja harus ada perbaikan dari lini bisnis utama ABMM, yakni kontraktor tambang dan tambang batubara yang dijalankan oleh entitas anak usaha, PT Cipta Kridatama.
Adrian menyampaikan, pendapatan lini bisnis tersebut mengalami penurunan lantaran ABMM mengakhiri kontrak kerja sama dengan salah satu pemilik tambang pada akhir tahun lalu. Sayangnya, ia enggan menyebut nama perusahaan pemilik tambang tersebut.
Lantas, kinerja lini bisnis kontraktor tambang diharapkan akan segera pulih seiring langkah ABMM yang telah mendapat sejumlah kontrak baru. “Rencananya, sebelum akhir tahun kami akan memulai pengerjaan penambangan batubara sesuai kontrak yang disepakati,” papar dia.
Baca Juga: Bakal delisting, ini rekomendasi analis bagi pemegang saham Sigmagold (TMPI)
Adrian tidak merinci perihal kontrak baru tersebut. Namun, ia yakin, hal itu akan membuat bisnis kontraktor dan penambangan batubara ABMM kembali berkinerja positif. Dengan begitu, kinerja lini bisnis ABMM lainnya, seperti jasa logistik dan sewa kapal hingga site service division dan reprabrikasi seharusnya juga bisa tumbuh.
“Masing-masing anak usaha kami saling support, sehingga kinerja ke depan diharapkan bisa positif secara keseluruhan,” papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News