kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis stagnan, BEI semprit manajemen SKYB


Selasa, 11 Agustus 2015 / 15:53 WIB
Bisnis stagnan, BEI semprit manajemen SKYB


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Sepanjang kuartal II-2015, manajemen PT Skybee Tbk (SKYB) tidak mampu mendongkrak pendapatan. Jika dibanding kuartal I-2105, pendapatan emiten penjual telepon seluler (ponsel) ini stagnan. Hal ini membuat perseroan kena semprit otoritas Bursa Efek Indoenesia (BEI).

Pendapatan SKYB per akhir Juni 2015 tercatat sebesar Rp 37,05 miliar. Angka ini tidak bergerak dari pencapaian perseroan per akhir Maret 2015. Jika dibandingkan dengan perolehan pada semester I-2104 terjadi penurunan hingga 90,91%.

"Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Bursa memutuskan melakukan penghentian sementara perdagangan efek SKYB di seluruh pasar," ujar Umi Kulsum, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group 2 BEI dalam pernyataan resmi, Selasa (11/8).

Suspensi perdagangan tersebut dilakukan sejak sesi pertama perdagangan. Sejak awal tahun, SKYB hanya mengandalkan bisnis media billing. Mengutip laporan keuangan perseroan, seluruh pendapatan hingga paruh pertama 2015 hanya dari bisnis tersebut.

Namun, nilainya tidak bertambah. Sedangkan, tahun lalu, perseroan masih bisa meraup fulus dari bisnis telepon selular dan bisnis lain-lain. Pada Juni 2014, perseroan mencatatkan pendapatan dari bisnis media billing senilai Rp 405,85 miliar.

Kemudian, dari bisnis ponsel sekitar Rp 576,09 juta dan bisnis lain-lain sebesar Rp 1,37 miliar. Adapun, laba bersih di penghujung Juni 2015 sebesar Rp 1,57 miliar. Jumlah ini menyusut dari Juni tahun lalu yang sebesar Rp 27,46 miliar.

Pendapatan yang merosot memaksa perseroan mengempiskan sejumlah beban. Misalnya, beban umum dan administrasi dari Rp 16,8 miliar menjadi Rp 3,49 miliar. Beban penjualan dan pemasaran turun dari Rp 373,93 juta menjadi Rp 6,94 juta. Sybee juga tidak memiliki beban keuangan. Padahal Juni 2014, beban keuangan perseroan masih sekitar Rp 967,62 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×