kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis stabil, begini rekomendasi analis untuk saham Sarana Menara (TOWR)


Selasa, 10 September 2019 / 18:34 WIB
Bisnis stabil, begini rekomendasi analis untuk saham Sarana Menara (TOWR)
ILUSTRASI. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis memproyeksikan bisnis menara telekomunikasi milik PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) masih akan tumbuh dalam jangka panjang seiring kebutuhan teknologi informasi berbasis jaringan telekomunikasi dan internet semakin menyebar luas.

Hingga semester I-2019 kinerja TOWR, anggota indeks Kompas100 ini, memang masih belum kencang dengan pendapatan yang tumbuh 8% secara tahunan menjadi Rp 3,03 triliun. Sementara, pos laba bersih tercatat turun 8% secara tahunan menjadi Rp 999,52 miliar.

Namun, Analis Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi memproyeksikan dalam jangka panjang bisnis menara telekomunikasi akan stabil cenderung tumbuh. Hal ini didukung dari jumlah permintaan sewa menara yang akan terus meningkat.  

"Saat ini operator telekomunikasi tengah menyebarluaskan jaringan 4G jadi permintaan sewa menara ada terus, untuk jangka panjang secara umum positif," kata Lucky, Selasa (10/9).

Senada, Raymond Kosasih Research Analyst PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia melihat sektor menara telekomunikasi masih dalam tren pertumbuhan. Peluang pertumbuhan kinerja masih cukup tinggi karena rasio penetrasi menara per orang masih tinggi.

Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) membentuk anak usaha baru di bidang konstruksi

Dalam riset 30 Agustus 2019, Raymond menjabarkan dari 100.000 menara yang saat ini ada di Indonesia rata-rata penetrasi menara terhadap populasi masih tingi di 2.650 orang per menara. 

Sementara, bila berkaca pada negara berkembang lainnya rata-rata rasio penetrasi menara pada populasi sekitar 650-775 orang per menara. Dengan kata lain,  jumlah menara base transceiver station (BTS) masih bisa tumbuh.

Head of Research Narada Asset Management kiswoyo Adi Joe menilai industri menara telekomunikasi merupakan bisnis yang stabil. Permintaan dan penambahan jumlah menara akan terus ada karena operator telekomunikasi tidak akan mengurangi cakupan jaringan yang sudah ada. 

Namun, di satu sisi jumlah operator telekomunikasi di dalam negeri itu-itu saja.

Bisnis menara telekomunikasi makin stabil karena minim sentimen negatif. Sejatinya, sentimen negatif TOWR bisa datang dari operator telekomunikasi yang melakukan merger atau penggabungan usaha. 

"Seperti XL yang mengakuisisi Axis membuat XL harus memangkas overlap dan TOWR kini tidak lagi menerima sewa menara dari XL dan Axis secara masing-masing," kata Kiswoyo.

Namun, Kiswoyo mengamati dari jumlah operartor telekomunikasi yang itu-itu saja, membuat kemungkinan merger saat ini kecil terjadi.

Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) Kantongi Kontrak Jangka Panjang Rp 42,6 Triliun

Oleh karena itu, tantangan bagi TOWR ke depan bukan dari pasar melainkan bagaimana kekuatan TOWR untuk meningkatkan kualitas dan ekspansi pembangunan menara baru.

Dibanding dengan kompetitor, Kiswoyo melihat kondisi keuangan TOWR cukup sehat.  Hingga akhir tahun, Kiswoyo memproyeksikan  TOWR berpotensi meraih kenaikan laba bersih dan pendapatan 5%-10%.

Kiswoyo merekomendasikan buy di target harga Rp 700 per saham hingga akhir tahun.

Raymond memproyeksikan buy di target harga Rp 875 per saham. Lucky juga merekomendasikan buy di target harga Rp 870 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×