kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,64   -8,90   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis Bus Listrik Dorong Kinerja Bakrie & Brothers (BNBR), Ini Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 05 Maret 2023 / 18:21 WIB
Bisnis Bus Listrik Dorong Kinerja Bakrie & Brothers (BNBR), Ini Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Bisnis Bus Listrik Dorong Kinerja Bakrie & Brothers (BNBR), Ini Rekomendasi Sahamnya


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pendapatan dan laba bersih PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melaju kencang sepanjang tahun lalu. Ekspansi di industri elektrifikasi, termasuk bus listrik, turut mendorong kinerja BNBR.

Presiden Direktur dan CEO Bakrie & Brothers, Anindya Novyan Bakrie, membeberkan sektor manufaktur menjadi salah satu penyumbang utama. Di samping sektor otomotif yang di dalamnya terdapat pendapatan dari penjualan bus listrik oleh unit usaha baru, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR).

Adapun, BNBR meraih laba bersih sebesar Rp 266,13 miliar, melesat 318% secara tahunan. Dibandingkan saat emiten Grup Bakrie di sektor industrial ini meraih keuntungan Rp 63,67 miliar pada tahun 2021. 

Lonjakan bottom line BNBR didorong oleh top line yang meningkat 51,46% secara tahunan. BNBR mencetak pendapatan neto senilai Rp 3,62 triliun pada tahun 2022, dibandingkan Rp 2,39 triliun pada 2021.

Baca Juga: Laba Bersih Bakrie (BNBR) Melesat 318% Jadi Rp 266 Miliar Pada 2022, Ini Pendorongnya

Merujuk laporan keuangan BNBR, segmen bisnis infrastruktur dan manufaktur menyumbang Rp 3,26 triliun, tumbuh 50,23% secara tahunan. Segmen bisnis tersebut menyumbang 90% dari total pendapatan neto BNBR di tahun lalu. 

Pendapatan BNBR lainnya berasal dari segmen jasa pabrikasi dan konstruksi Rp 217,67 miliar serta perdagangan, jasa, dan investasi sebesar Rp 148,52 miliar. 

“Kinerja positif ini merupakan hasil dari sejumlah proyek strategis yang kami jalankan bersama unit-unit usaha kami," kata Anindya lewat keterangan tertulis, Jum'at (3/3).

Anindya optimistis BNBR dapat melanjutkan kinerja positifnya. BNBR saat ini tengah serius menggarap sejumlah proyek. Antara lain proyek bus listrik dan motor listrik yang secara khusus dikembangkan oleh VKTR, serta proyek energi baru dan terbarukan (EBT) yang dikerjakan oleh PT Helio Synar.

Selain itu, BNBR juga sedang mengembangkan industri teknologi konstruksi pencetakan 3-dimensi oleh PT Modula Tiga Dimensi.

Dalam segmen bisnis baru, pada awal tahun 2023 BNBR melalui VKTR terus memperluas product range-nya, selain kendaraan komersial bus listrik yang telah diluncurkan tahun lalu.

Baca Juga: Saham Meta Epsi (MTPS) Milik Anne Patricia Bergejolak, Ritel Tak Perlu Terbawa Nafsu

Bersama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), VKTR akan meluncurkan 22 bus listrik baru setelah sebelumnya 30 unit telah beroperasi sejak awal 2022 lalu. 

Selain mengembangkan bus dan sepeda motor listrik, BNBR Group bersama Envision Group dan Glencore melanjutkan rencana membangun kerja sama di bidang industri ramah lingkungan (net zero industrial park).

Nantinya, para pihak bersama-sama akan mengeksplorasi pengembangan proyek-proyek EBT. Termasuk memanfaatkan tenaga angin, surya, amonia hijau dan hidrogen hijau, berikut rangkaian penggunaan hilirnya, serta pengembangan sistem penyimpanan energi (energy storage system development).

BNBR Group berupaya membangun elektrifikasi transportasi yang terintegrasi, serta ekosistem baterai EV di Indonesia. Jaringan tersebut akan terdiri atas baterai untuk EV, EV-Bus, EV-Car, EV-Motorcycle, EV-Infrastructure, dan daur ulang baterai.

"BNBR juga berencana membangun kapasitas rantai pasok baterai secara lengkap dari hulu hingga hilir, yang akan dijalankan dengan menerapkan protokol ESG yang ketat," imbuh Anindya.

Di bidang energi terbarukan, PT Helio Synar anak usaha PT Bakrie Power, tengah mempersiapkan pemasangan panel surya di PT Braja Mukti Cakra (BMC) dan PT Bakrie Pipe Industries (BPI). Proyek pemasangan panel surya ini merupakan komitmen BNBR untuk melanjutkan transisi energi menuju green industry di lingkungan BNBR Group.

Melalui PT Modula Tiga Dimensi (Modula), BNBR juga melakukan investasi di subsektor teknologi konstruksi pencetakan 3-dimensi (3DCP), berpatungan dengan COBOD International, yang dikenal sebagai salah satu pelaku industri 3DCP terkemuka di dunia.

"Modula diharapkan dapat menjadi salah satu perusahaan pelopor penyedia teknologi baru ini, khususnya dalam segmen industri konstruksi bangunan dan perumahan di pasar Indonesia," tandas Anindya.

Rekomendasi Saham

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo, melihat diversifikasi bisnis yang gencar dilakukan telah memoles kinerja dan prospek BNBR. Terutama dengan ekspansi ke industri yang sedang seksi, yakni kendaraan listrik (EV).

"Prospek kinerja BNBR masih menarik, mengingat laba bersih yang naik tinggi bisa digunakan meningkatkan performa perusahaan untuk periode selanjutnya," kata William kepada Kontan.co.id, Minggu (3/3)

Baca Juga: Saham-Saham yang Banyak Ditadah Asing di Tengah Koreksi IHSG, Selasa (6/12)

William merekomendasikan buy on weakness saham BNBR dengan mencer mati support Rp 55 dan resistance pada Rp 72 per lembar. Adapun harga BNBR saat ini ada di level Rp 66 usai ambles 5,71% pada perdagangan Jum'at (3/3).

Meski mencetak kinerja positif dan punya prospek bisnis yang apik, tapi secara teknikal, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova punya catatan untuk saham BNBR. Melihat pergerakan di weekly chart, momentum saham BNBR sudah ada pada indikator bearish.

Dus, saham BNBR rawan kembali tergelincir ke level gocap, atau ke area support terdekat di harga Rp 55. "Asal tidak tembus, maka konsolidasi harga dapat berlanjut. Namun jika tembus, dapat mudah untuk kembali ke Rp 50 lagi," terang Ivan.

Saran Ivan, pelaku pasar masih bisa hold saham BNBR sambil mencermati laporan kinerja di kuartal pertama 2023, untuk membaca prospek kinerja ke depan. Jika masih sesuai ekspektasi, maka saham BNBR berpeluang bertahan di atas harga Rp 55. 

"Tetapi jika kurang memuaskan maka bisa terjadi aksi lepas saham yang mengakibatkan tekanan harga menuju Rp 50 lagi," tandas Ivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×