Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Melalui PT Modula Tiga Dimensi (Modula), BNBR juga melakukan investasi di subsektor teknologi konstruksi pencetakan 3-dimensi (3DCP), berpatungan dengan COBOD International, yang dikenal sebagai salah satu pelaku industri 3DCP terkemuka di dunia.
"Modula diharapkan dapat menjadi salah satu perusahaan pelopor penyedia teknologi baru ini, khususnya dalam segmen industri konstruksi bangunan dan perumahan di pasar Indonesia," tandas Anindya.
Rekomendasi Saham
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo, melihat diversifikasi bisnis yang gencar dilakukan telah memoles kinerja dan prospek BNBR. Terutama dengan ekspansi ke industri yang sedang seksi, yakni kendaraan listrik (EV).
"Prospek kinerja BNBR masih menarik, mengingat laba bersih yang naik tinggi bisa digunakan meningkatkan performa perusahaan untuk periode selanjutnya," kata William kepada Kontan.co.id, Minggu (3/3)
Baca Juga: Saham-Saham yang Banyak Ditadah Asing di Tengah Koreksi IHSG, Selasa (6/12)
William merekomendasikan buy on weakness saham BNBR dengan mencer mati support Rp 55 dan resistance pada Rp 72 per lembar. Adapun harga BNBR saat ini ada di level Rp 66 usai ambles 5,71% pada perdagangan Jum'at (3/3).
Meski mencetak kinerja positif dan punya prospek bisnis yang apik, tapi secara teknikal, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova punya catatan untuk saham BNBR. Melihat pergerakan di weekly chart, momentum saham BNBR sudah ada pada indikator bearish.
Dus, saham BNBR rawan kembali tergelincir ke level gocap, atau ke area support terdekat di harga Rp 55. "Asal tidak tembus, maka konsolidasi harga dapat berlanjut. Namun jika tembus, dapat mudah untuk kembali ke Rp 50 lagi," terang Ivan.
Saran Ivan, pelaku pasar masih bisa hold saham BNBR sambil mencermati laporan kinerja di kuartal pertama 2023, untuk membaca prospek kinerja ke depan. Jika masih sesuai ekspektasi, maka saham BNBR berpeluang bertahan di atas harga Rp 55.
"Tetapi jika kurang memuaskan maka bisa terjadi aksi lepas saham yang mengakibatkan tekanan harga menuju Rp 50 lagi," tandas Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News