Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Distributor alat berat, PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) belum berencana melakukan ekspansi pada tahun ini. Keputusan ini diambil atas pertimbangan kondisi pasar alat berat yang diperkirakan masih akan menantang hingga tutup tahun nanti.
“Mempertimbangkan kondisi yang ada, kami tidak ada rencana ekspansi di tahun 2020 ini,” kata Direktur Kobexindo Tractors, Martio kepada Kontan.co.id (06/03).
Lebih lanjut, Martio mengungkapkan bahwa pelaku industri alat berat masih dibayangi permasalahan oversupply volatilitas harga batubara. Hal ini selanjutnya diperparah dengan adanya sejumlah isu lain seperti perang dagang AS-China dan ancaman virus corona (covid-19).
Baca Juga: Ini rekomendasi saham emiten alat berat di tengah penurunan harga batubara
Virus corona memang diduga bisa memengaruhi kinerja ekspor batu bara nasional. Mengutip pemberitaan KONTAN pada 05 Maret 2020, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memperkirakan permintaan energi dari China bisa turun 15%-20% akibat penyebaran virus corona.
Sementara porsi ekspor batubara ke China sendiri tidaklah kecil. Pada tahun 2018 lalu saja misalnya, porsi ekspor batubara Indonesia ke China tercatat di kisaran 25%-28% dari total ekspor.
Meski tidak berdampak terhadap pasar alat berat secara langsung, hal ini bisa memengaruhi permintaan alat berat. Maklum saja, sektor pertambangan memang kerap berperan sebagai salah satu sektor yang menyerap pasokan alat berat di pasar dalam negeri.
Baca Juga: Simak saham-saham yang masuk dalam daftar efek margin dan shortsell bulan Oktober
Martio sendiri mengakui bahwa sektor pertambangan merupakan sektor yang memiliki kontribusi paling besar dalam menyerap penjualan alat berat perseroan, meski tidak merinci detail dari serapan sektor tersebut.
Per Kuartal III-2019 lalu, segmen penjualan alat berat menyumbang sekitar 67% total pendapatan bersih PT Kobexindo Tractors Tbk yang sebesar US$ 54,89 juta. Sementara sebanyak 33% pendapatan sisanya berasal dari segmen penjualan suku cadang, perbaikan dan sewa alat berat.
Sering dengan adanya sejumlah kondisi di atas, emiten yang memiliki kode saham “KOBX” ini berencana hanya menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) dalam jumlah yang tidak besar.
Baca Juga: Penjualan turun, KOBX yakin semester II-2019 akan membaik
Sayangnya, Martio enggan menyebutkan berapa angka capex yang dianggarkan. Yang jelas, ia memastikan bahwa capex tahun ini akan bersumber dari kas internal dan digunakan untuk keperluan menunjang kegiatan operasional semata.
Kendati demikian, tantangan yang ada tidak lantas membuat KOBX menjadi pesimis. Perseroan meyakini emiten pertambangan akan kembali mengerek kinerja produksi apabila isu-isu di atas mereda.
Selain itu, perseroan juga masih optimis terdapat peluang pasar bagi industri alat berat, terutama dari sektor non pertambangan seperti misalnya sektor distribusi/logistik dan infrastruktur.
Baca Juga: Industri Pertambangan Lesu, Produksi Alat Berat Tahun 2019 Turun
Oleh karenanya, perseroan sudah mengambil ancang-ancang agar tidak melewatkan peluang yang ada. “Kami akan terus memperkuat diversifikasi untuk alat berat non tambang di segmen industri, distribusi / logistic dan infrastruktur,” jelas Martio (06/03).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News