Reporter: Anna Suci Perwitasari, Avanty Nurdiana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) berniat menjual kepemilikannya di PT Elnusa Tbk (ELSA). Hasil penjualan saham akan digunakan BIPI untuk melunasi promissory notes alias surat utang jangka pendek yang akan jatuh tempo pada 12 Maret mendatang.
Direktur BIPI Firlie Ganindito menyebut, alasan penjualan adalah kontribusi ELSA tidak sesuai ekspektasi. "Saat mengambil ELSA, BIPI memikirkan untuk investasi jangka panjang, tapi ternyata saat ini keadaannya tidak sesuai," ujar Firlie, kepada KONTAN, Rabu (16/2).
BIPI semula berharap pembelian saham ELSA akan membuka jalannya masuk ke bisnis jasa sektor minyak dan gas. Sejauh ini, harapan tersebut belum terlaksana.
BIPI resmi menguasai 37,15% saham ELSA pada awal Juli tahun lalu. Untuk membeli saham ELSA dari PT Tridaya Esta Maret itu, BIPI menerbitkan promissory notes ke induk perusahaannya, PT Indotambang Perkasa, senilai Rp 894,81 miliar.
Sebagian promissory notes, tepatnya Rp 302,5 miliar, sudah dilunasi pada kuartal III 2010. Tunggakan promissory notes yang masih tersisa senilai Rp 592,51 miliar tersebut, harus dilunasi BIPI pada 12 Maret 2011. BIPI bisa menjual hingga 24,6% saham ELSA untuk melunasi promissory notes itu.
Harga premium
Sekitar 12,55% saham ELSA sudah dijaminkan BIPI untuk mendapat pinjaman dari Amadia Investment, tahun lalu. Untuk mengantongi pinjaman senilai US$ 30 juta atau setara Rp 270 miliar tersebut, BIPI juga mengagunkan saham PT Delta Samudra, yang berbisnis batubara.
Fasilitas pinjaman dari Amadia itu dikenai bunga 12% per tahun.
BIPI perlu melepas aset investasi karena tipisnya dana kas yang tersedia. Per akhir September 2010, nilai kas BIPI Rp 63 miliar. Firlie memastikan, BIPI tidak akan mengulur masa jatuh tempo. "Tetap akan kami lunasi on schedule kok," tutur dia.
Namun Firlie masih enggan menyebut berapa besar saham ELSA yang akan dilepas BIPI. "Kami masih kaji untuk melepas semuanya atau hanya sebagian," lanjut dia.
Kepala Riset E-Trading Securities Betrand Raynaldi memproyeksi, rencana penjualan ELSA akan memperbaiki neraca keuangan BIPI. "Karena bukan pemegang saham mayoritas, BIPI tidak bisa mengendalikan ELSA," kata dia, kemarin.
Jadi, BIPI tidak masuk mengonsolidasi pendapatan dan laba bersih ELSA. BIPI juga akan kesulitan menjual saham ELSA di harga premium karena jumlah yang dimilikinya terbatas,.
Spekulasi yang beredar di pasar, BIPI akan menawarkan ELSA seharga Rp 500 per saham, lebih tinggi dari harga belinya, Rp 330 per saham.
Betrand memperkirakan, BIPI meminta harga premium untuk menutup beban bunga. Tapi, "Sepertinya susah mencari pembeli yang mau mengambil di harga premium," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News