kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bintraco Dharma (CARS) menyambut positif usulan pajak 0% untuk mobil baru


Kamis, 17 September 2020 / 18:43 WIB
Bintraco Dharma (CARS) menyambut positif usulan pajak 0% untuk mobil baru
ILUSTRASI. PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. Induk usaha dari PT New Ratna Motor, pemilik jaringan diler Toyota NASMOCO di Jawa Tengah dan Yogyakarta,


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna meningkatkan penjualan mobil dalam negeri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan relaksasi pajak pembelian mobil baru menjadi 0% sampai Desember 2020. Usulan ini disambut emiten penyedia dealer, salah satunya PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS).

Yosef, Investor Relations CARS menyebut, sektor otomotif termasuk sektor yang berdampak langsung dengan adanya pandemi ini. Dus, setiap kebijakan pemerintah yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat tentu menjadi hal yang positif dan diharapkan dapat membantu memperbaiki kinerja industri otomotif secara umum.

Yosef menilai, jika memang kebijakan relaksasi pajak ini diterapkan setidaknya dapat menstimulus daya beli yang akhirnya meningkatkan permintaan mobil baru. Hal ini membuat harga beli kendaraan baru menjadi lebih terjangkau bagi pelanggan.

“Hal ini baik guna menjaga tren positif penjualan mobil yang mulai meningkat seiring aktivitas pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilonggarkan sejak bulan Juni 2020,” ujar Yosef saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/9).

Baca Juga: Toyota Astra Motor (TAM) sambut baik wacana relaksasi pajak mobil

Kebijakan ini, lanjut Yosef, jika dapat segera diterapkan maka dapat menjaga momentum perbaikan permintaan mobil anyar setidaknya hingga akhir tahun 2020.

Meski demikian, CARS belum memasang target optimistis di tahun ini. CARS masih mengacu pada proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia  (Gaikindo) yang memprediksi adanya penurunan penjualan mobil hingga 40%, menjadi hanya 600.000 unit saja hingga akhir tahun.

Namun, momentum peningkatan permintaan secara bulanan mulai terlihat pasca pelonggaran PSBB (new normal) di bulan Juni 2020, dimana pada periode Juli 2020 CARS berhasil menjual 767 unit. Realisasi tersebut bertumbuh 13,12% bila dibandingkan realisasi penjualan bulan Juni 2020 yang mencapai 678 unit.

Namun, dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia di paruh pertama  2020 yang terkontraksi  atau minus 5,32% secara tahunan, memberikan indikasi adanya pelemahan daya beli di masyarakat. Sehingga, CARS menilai usulan relaksasi pajak kendaraan baru tersebut kiranya dapat meringankan pelanggan di tengah pelemahan daya beli akibat pendemi saat ini.

Ke depan, guna bertahan di tengah terjangan pandemi, CARS akan menguatkan segmen purnajual (after sales) dengan menghadirkan layanan home delivery hingga pick up service. Selain itu, juga dilakukan upaya internal dengan efisiensi biaya hingga perampingan organisasi agar lebih efektif dan efisien.

Yosef juga memastikan operasional dealer CARS khususnya di Kota Semarang masih berjalan normal dengan memperhatikan protokol kesehatan. Untuk diketahui, Kota Semarang menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) yang pada dasarnya lebih mengatur kesadaran penerapan protokol kesehatan di masyarakat seperti pemakaian masker hingga social distancing.

Selanjutnya: Astra International (ASII) sebut relaksasi pajak mobil baru bisa dorong daya beli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×