Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana rebalancing indeks LQ45 tentunya mempengaruhi saham yang menghuni papan tersebut. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menggunakan penghitungan saham free float dengan bobot 100%. Akibatnya emiten yang memiliki saham free float kecil akan dirugikan.
"Nanti yang dihitung hanya free float-nya saja, saham yang free float-nya rendah, market capital-nya jadi turun karena tinggal free float dikalikan dengan harganya," jelas Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma, Rabu (24/7).
Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,29% ke 6.384 di akhir perdagangan Rabu (24/7)
Kendati begitu, penyesuaian ini dinilai lebih adil karena apabila saham yang beredar kecil maka nilainya lebih rendah, begitu pun sebaliknya.
Sebelum Februari lalu, penghitungan kapitalisasi pasar (market capital) LQ45 masih menggunakan seluruh saham tercatat sebagai dasar penghitungan. Maka pada Agustus nanti penghitungannya hanya dengan saham yang dimiliki publik (free float).
"Bobot saham sigaret dan consumer akan turun. Sampoerna bobotnya akan hilang seperlima, makanya itu semua menyesuaikan," jelas Suria.
Baca Juga: Kinerja di bawah ekspektasi, saham BBNI dibuka di zona merah
Berdasarkan hitungan dia, bobot saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP, anggota indeks Kompas100) akan menjadi 1,5% saja dari yang sebelumnya 7,4% sebelum penyesuaian pada Februari lalu.
Angka bobot tersebut sama dengan saham yang bisa dimiliki publik (free float) sebesar 7,4%. Akibatnya, HMSP akan turun peringkat dari 5 saat sebelum adjustment menjadi peringkat 15 nantinya. Sedangkan saat ini HMSP menduduki peringkat 7.
"Efeknya harga saham Sampoerna tidak bergerak padahal dia bagus fundamentalnya tetapi bobotnya turun," imbuhnya.
Sebenarnya terdapat 4 saham anggota LQ45 yang memiliki free float di bawah 20% yaitu HMSP 7,5%, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR, anggota indeks Kompas100) 15,01%, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP, anggota indeks Kompas100) 20% dan PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA, anggota indeks Kompas100) 13,16%.
Keempat saham ini memiliki market capital yang tinggi di LQ45. Dengan rebalancing Agustus nanti maka keempat saham tersebut menjadi turun.
Baca Juga: OJK: Stabilitas industri jasa keuangan di semester I 2019 masih terjaga
Adapun UNVR akan turun dari 66,8% menjadi 2,18%, ICBP akan turun dari 1,99% menjadi 1,27% dan TPIA turun dari 1,68% menjadi 0,38%.
"Tetapi kalau empat perbankan diuntungkan, Astra, Telkom juga diuntungkan," imbuh dia.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) misalnya, akan naik dari 17% menjadi 18,8%. Ini mengantarkan BBCA tetap menduduki peringkat satu. Lalu diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) dari 12,22% menjadi 13,54% di peringkat kedua.
Serta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) di peringkat tiga dengan bobot menjadi 8,63% dari 8,17%.
Baca Juga: Danatama Perkasa resmi miliki 22% saham Buana Lintas Lautan (BULL) usai rights issue
Penyesuaian pada LQ45 ini juga tentunya bisa membuat perubahan daftar anggotanya. Meskipun Suria mengatakan perubahan anggota ini lebih dikarenakan kinerja emiten.
"Dari analis kita properti bisa masuk sedangkan pertambangan dan poultry bisa keluar," imbuhnya.
Properti memiliki katalis positif karena penurunan suku bunga. Sedangkan pertambangan sedang mengalami siklus tekanan harga.
Baca Juga: Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) raup laba 130,54% lebih tinggi di semester satu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News