Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) bakal menerbitkan surat utang sebesar US$ 500 juta untuk refinancing.
Melansir keterbukaan informasi tanggal 21 Oktober 2025, anak usaha DOID, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, bakal menawarkan dan menerbitkan surat utang di luar Indonesia.
Bukit Makmur Mandiri Utama akan mencatatkan surat utang tersebut pada Singapore Exchange Securities Trading Limited, Bursa Efek di Singapura (SGX-ST) sesuai dengan ketentuan Rule 144A dan Regulation S dari U.S Securities Act.
Direktur DOID Iwan Fuad Salim mengatakan, nilai surat utang yang diterbitkan itu sebanyak-banyaknya US$ 500 juta. Tingkat suku bunga tetap maksimal sampai 10% per tahun dan bunga akan dibayarkan setiap 6 bulan di akhir periode.
“Surat utang dapat dijamin dengan jaminan perusahaan dan/atau jaminan lainnya dari anak perusahaan yang dimiliki 99% secara langsung atau tidak langsung oleh perseroan, sebagaimana yang akan ditentukan kemudian jika ada,” ujarnya dalam keterbukaan informasi tersebut.
Baca Juga: Anak Usaha BUMA Internasional (DOID) Bakal Terbitkan Surat Utang US$ 500 Juta
Surat utang tersebut tidak akan ditawarkan atau dijual di Indonesia atau kepada Warga Negara Indonesia (WNI), atau kepada penduduk, maupun investor Indonesia, baik individu, institusi, maupun bentuk hukum lainnya.
Nantinya, surat utang ini akan ditawarkan secara terbatas kepada investor melalui pembeli awal. Namun, pembeli awalnya belum ditetapkan.
Dana hasil penerbitan surat utang ini akan digunakan DOID untuk pembiayaan kembali atau pembayaran kembali kewajiban utang penerbit yang ada saat ini. Lalu untuk tujuan umum perusahaan, dan pembiayaan potensi akuisisi di masa mendatang.
Mengingat dana hasil rencana transaksi akan digunakan untuk refinancing atau pelunasan utang yang ada, maka penerbitan surat utang ini diperkirakan akan memiliki periode jatuh tempo 5 tahun.
Per 30 Juni 2025, total ekuitas perseroan adalah sebesar US$ 100,87 juta. Sehingga, nilai rencana transaksi terhadap total ekuitas perseroan adalah sebesar 495,66%.
Mengingat total nilai rencana transaksi tersebut melebihi 50% dari total ekuitas, maka DOID memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham.
DOID pun telah mengumumkan bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 27 November 2025.
Rekomendasi saham
Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi mengatakan, aksi korporasi tersebut akan berdampak positif ke kinerja DOID lantaran dananya akan dipakai untuk refinancing utang lama yang memiliki bunga dengan relatif lebih tinggi. Dengan restrukturisasi, biaya yang dikeluarkan DOID bisa lebih efisien.
Menurut hitungan Wafi, beban bunga DOID bisa turun sekitar 1–1,5 basis poin (bps) ke depan, tergantung tenor dan yield final dari surat utangnya. Sehingga, debt maturity DOID bakal lebih panjang dan arus kas jadi lebih lega.
“Efeknya net margin DOID bisa naik 8–10% mulai 2026 jika harga batubara stabil,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (22/10).
Wafi melihat, nilai rencana transaksi terhadap total ekuitas DOID yang sebesar 495,66% memang termasuk tinggi. Namun, mayoritas utang DOID dipakai sebagai modal kerja.
Lalu, cash flow coverage ratio juga masih aman di level kurang dari 2x.
“Jadi walaupun debt to equity (DER( jadi tinggi, solvabilitasnya masih manageable. Ini selama harga batubara tidak jatuh terlalu dalam dan volume produksi stabil,” paparnya.
Ke depan, kinerja DOID kemungkinan masih akan stagnan, tetapi punya kecenderungan untuk tercatat positif. Sebab, volume produksi DOID sudah cukup tinggi, tapi harga batubara masih stagnan di kisaran US$ 125 – US$ 130 per ton.
Valuasi saham DOID sekarang juga dinilai masih undervalued di level price to earning ratio (PER) 4,5x dan price to book value (PBV) 0,7x.
“Jadi masih menarik untuk dikoleksi buat jangka menengah,” katanya.
Wafi pun merekomendasikan beli untuk DOID dengan target harga Rp 425 per saham.
Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, secara teknikal, pergerakan DOID masih bergerak downtrend.
“Untuk saat ini posisi DOID sedang berada di area resisten trendline, sehingga berpeluang untuk terkoreksi kembali ke level Rp 322 - Rp 326 per saham,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (22/10/2025).
Andhika pun merekomendasikan sell on strength untuk DOID.
Selanjutnya: Purbaya: Anggaran Mobil Maung untuk Kendaraan Dinas Menteri Sudah Siap
Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Berikut, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (23/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News