kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Pelemahan rupiah terimbas penolakan proposal Brexit di Inggris


Kamis, 06 Desember 2018 / 06:26 WIB
BI: Pelemahan rupiah terimbas penolakan proposal Brexit di Inggris
ILUSTRASI. Petugas di Cash Center Bank BNI


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah kemarin sempat melorot sekitar Rp 200 dari zona Rp 14.200-an per dollar Amerika Serikat (AS). Bank Indonesia mengatakan, pelemahan mata uang Garuda ini bersifat teknikal. 

"Pelemahan rupiah dipicu oleh risk-off di pasar keuangan karena penolakan parlemen Inggris terhadap proposal Brexit, " jelas Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah, Rabu (5/12). 

Mengutip Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kemarin rupiah melemah 0,6% ke Rp 14.383 per dollar AS. Sedangkan di pasar spot, perdagangan rupiah ditutup di Rp 14.403 per dollar AS. 

Sebelumnya, proposal Brexit telah disepakati oleh Pemerintah Inggris dan Uni Eropa. Tetapi karena penolakan tersebut, seluruh mata uang dunia ikut melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Risk-off tersebut menyebabkan sejumlah pelaku pasar yang tadinya melakukan short covering dollar AS, mengurangi porsi short (jual) tersebut dengan membeli dollar AS. Padahal, dengan meningkatnya suku bunga kebijakan oleh BI, meredanya tensi sengketa dagang AS-Tiongkok, dan stance The Fed yang dovish atas arah suku bunga ke depan,  banyak pelaku pasar sempat mengambil posisi short dollar AS atau long rupiah.

"Jadi bukan karena adanya perubahan faktor fundamental di dalam negeri," ungkap Nanang.

Sehingga, dia menegaskan hal tersebut merupakan dinamika pasar yang biasa dan temporer. Bukan kiga karena adanya perubahan view terhadap rupiah dari positif menjadi negatif. Untuk menjaga kepercayaan terhadap rupiah dan memastikan likuiditas pasar, BI membuka lelang DNDF.

Dengan pelemahan tersebut, rupiah secara year to date melemah 5% masih jauh lebih rendah dibandingkan pemelahan mata uang emerging market lain seperti Chili yang terdepresiasi 7,82%, India sebesar 9,32%, Afrika Selatan 9,91%,  Rusia 13,7%, dan Brazil 14,05%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×