Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Suria merekomendasikan investor untuk beli saham BBNI dengan target harga jangka panjang Rp 10.600 per saham dan BMRI dengan target harga Rp 8.900 per saham. “BBCA dan BBRI sebenarnya menarik tapi valuasinya mahal,” tambahnya.
Senada dengan Suria, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menuturkan GWM ini akan memberikan dampak positif terdahap emiten perbankan. Selain penurunan GWM, penurunan suku bunga juga bisa menjadi peluang bagi sektor perbankan.
“Selain itu penambahan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dan kuota KUR juga bisa menjadi peluang baru. Kerja sama dengan institusi jasa keuangan lain seperti agen dan fintech serta meningkatkan porsi pendapatan dari fee based income bisa menjadi peluang lain untuk perbankan,” papar Yaki.
Baca Juga: Pangkas GWM, BI Ingin Memompa Likuiditas Perbankan premium
Dia melihat, prospek emiten sektor perbankan akan tumbuh. “Meski tak sebagus historical karena kondisi ekonomi secara global masih cenderung melambat potensinya,” ungkap Yaki.
Dia juga belum melihat adanya sentimen negatif untuk sektor perbankan. Yaki bilang, sektor perbankan masih bisa menjaga margin meski ada penurunan lending rate dengan menurunkan cost of fund.
Baca Juga: Ketidakpastian hubungan dagang AS China melemahkan kurs rupiah sepekan ini
Yaki menambahkan saham bank besar seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI masih menarik. Dia menyarankan investor untuk buy saham BBRI dengan target harga Rp 5.000, kemudian buy saham BBNI dengan target harga Rp 8.500 per saham. Dia juga merekomendasikan untuk beli saham BMRI dengan target harga Rp 8.000 per saham.
Selanjutnya dia menyarankan investor untuk hold saham BBTN dengan target harga Rp 1.800 dan hold harga BDMN dengan target harga Rp 5.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News