kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketidakpastian hubungan dagang AS China melemahkan kurs rupiah sepekan ini


Jumat, 22 November 2019 / 19:03 WIB
Ketidakpastian hubungan dagang AS China melemahkan kurs rupiah sepekan ini
ILUSTRASI. Petugas Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Meulaboh menyiapkan uang pecahan untuk layanan penukaran uang baru di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (16/5/2019). Dalam sepekan, rupiah melemah 0,11% ke Rp 14.092 per dolar AS.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian perkembangan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China cenderung melemahkan mata uang Garuda di sepanjang pekan ini. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (22/11), rupiah stagnan di Rp 14.092 per dolar AS. Namun, dalam sepekan rupiah melemah 0,11%.

Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah justru menguat 0,09% ke Rp 14.100 per dolar AS pada hari ini. Sementara, dalam sepekan kurs rupiah melemah 0,22%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, ketidakpastian kesepakatan dagang AS dan China menjadi sentimen utama yang membuat rupiah melemah di hadapan dolar AS. Bahkan, meski di akhir pekan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di 5%, sentimen perang dagang tetap lebih kuat menekan pergerakan rupiah.

"Pelaku pasar masih khawatir pada kondisi global dan membuat aset safe haven kembali meningkat, akhirnya rupiah cenderung melemah," kata Josua, Jumat (22/11).

Baca Juga: Orang-orang kaya Hong Kong mulai mencari cara mengalihkan uang ke luar negeri

Belum adanya titik terang mengenai penyelesaian perang dagang AS dan China membuka peluang pelemahan rupiah berlanjut di pekan depan. Menurut Josua, kesepakatan dagang AS dan China akan molor dari jadwal karena China merespons negatif sikap pemerintah AS yang mendukung demonstran di Hong Kong.

Kompak, Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan suku bunga yang BI pertahankan di level 5% tidak berdampak signifikan pada pergerakan rupiah di pekan ini. Penyebabnya, sentimen perang dagang AS dan China lagi-lagi menyita perhatian pelaku pasar. "Hingga pertemuan AS dan China dua pekan lagi, sentimen perang dagang masih mendominasi," kata Lukman.

Selain dominasi pengaruh perang dagang, Josua mengatakan pelaku pasar juga menanti data pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal III-2019. Sementara, di pekan depan rupiah belum bisa mengharapkan tenaga dari dalam negeri karena belum ada data ekonomi yang akan keluar. Begitu, pun data ekonomi China.

Baca Juga: Akhir pekan, rupiah ditutup pada level Rp 14.092 per dolar AS

Secara fundamental Lukan menilai rupiah masih akan tertekan di pekan depan. Apalagi di tengah ketidakpastian kondisi global, biasanya dolar AS akan lebih diuntungkan daripada rupiah. Sementara secara teknikal rupiah masih bisa bertahan atau menguat terbatas.

Lukman memproyeksikan rupiah sepekan depan bergerak di rentang Rp 14.050 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS. Kompak, Josua juga memproyeksikan rentang rupiah yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×