kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI menurunkan GWM, begini rekomendasi saham perbankan


Jumat, 22 November 2019 / 19:35 WIB
BI menurunkan GWM, begini rekomendasi saham perbankan
ILUSTRASI. Papan elektronik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan giro wajib minimum (GWM) sebesar 50 basis poin (bps).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan giro wajib minimum (GWM) sebesar 50 basis poin (bps) pada rapat dewan gubernur (RDG)  Kamis, (21/11) silam.

Dengan penurunan tersebut, berarti GWM untuk bank umum konvensional dan syariah menjadi sebesar 5,5%, selanjutnya kebijakan ini akan berlaku per 2 Januari 2020 mendatang.

Dalam penutupan perdagangan Jumat (22/11), sejumlah saham perbankan berada di zona merah. Lihat saja saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) menurun 1,39% ke harga 7.075 per saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga terkoreksi 0,24% ke level Rp 4.210 per saham, dan PT Bank Negeara Indonesia TBk (BBNI) melemah 0,65% ke harga Rp 7.650 per saham.

Selain itu, saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) turun 1,57% ke harga 940 per saham. Adapun PT Bank Pan Indonesia TBk (PNBN) menyusut 1,64% ke harga Rp 1.200 per saham. Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih bisa menguat 0,08% ke harga Rp 31.525 per saham.

Baca Juga: Terpopuler: AISA dan 49 emiten masuk notasi khusus, BPR bisa babak belur dihajar KUR

Menurut Analis Samuel Sekuritas Suria Dharma, pelonggaran GWM tentu berdampak positif terhadap sektor perbankan untuk menambah likuiditas di tengah loan to deposit ratio (LDR) yang tinggi.

Akan tetapi, pengaruhnya belum terlalu signifikan terhadap saham-saham perbankan, lantaran saat ini tingkat likuiditas perbankan terbilang ketat. “Ini memang bagus untuk likuiditas, tapi penambahannya mungkin belum cukup besar,” kata Suria, Jumat (22/11).

Penurunan GWM sebesar 50 bps tersebut bisa menambah likuiditas bank sebesar Rp 26 triliun. Rinciannya, penambahan likuiditas sebesar Rp 24,1 triliun untuk bank umum konvensional dan sebesar Rp 1,9 triliun untuk bank umum syariah.

Baca Juga: IHSG turun ke 6.100 pada perdagangan terakhir pekan ini

Ke depannya, dia melihat prospek emiten perbankan masih cukup menarik. Suria memproyeksi, pertumbuhan kredit sektor perbankan untuk tahun depan konservatif atau di bawah 10%. Dia berharap, permintaan kredit dari sektor-sektor utama akan tumbuh.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×