kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI dan BUMN perlu siap intervensi dan buyback di pasar besok


Selasa, 19 Juni 2018 / 22:30 WIB
BI dan BUMN perlu siap intervensi dan buyback di pasar besok
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mengantisipasi anjloknya indeks saham dan nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (20/6), Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah perlu berkoordinasi secara tepat. Ini mengacu pada banyaknya sentimen negatif dari eksternal selama libur lebaran.

Beberapa sentimen tersebut di antaranya, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), kembali memanasnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mencabut stimulus (quantitative easing), serta menanti hasil keputusan rapat Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 22-23 Juni di Wina yang cenderung bakal memangkas produksi minyak.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengungkapkan, gangguan pasar keuangan di eksternal cukup kuat. Bahkan di pasar spot global rupiah sudah tembus ke level Rp 14.100 per dolar AS, menurut data Reuters.

"Memang kita bisa dianggap telat, jadi potensi koreksinya bisa cukup dalam dan bisa dikhawatirkan. Untuk itu, BI dan semuanya dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus stand by," kata Lana kepada Kontan, Selasa (19/6).

Bahkan, Lana menyarankan agar pemerintah dan BI untuk melakukan koordinasi buyback, untuk menahan harga saham. Hal ini untuk mengantisipasi risiko jika harga saham anjlok pada perdagangan Rabu (20/6), maka intervensi bisa dilakukan baik dari sisi pemerintah maupun Bank Sentral.

"Baiknya ada koordinasi, jadi saham-saham BUMN yang turun biar di buyback. BPJS Kesehatan dan BPJS Tenaga Kerja juga bisa lakukan aksi beli," ungkapnya.

Dampak sentimen negatif selama libur lebaran kemarin, menurut Lana perlu diwaspadai secara seksama. Pasalnya, jika IHSG sukses tembus ke level support terdekat 5.650 maka bukan tidak mungkin akan berlanjut ke 5.500.

"Tapi mudah-mudahan besok sentimen eksternal tidak terlalu dalam, sehingga memungkinkan IHSG mendekati level positif terdekat 6.080," ujar Lana.

Adapun proyeksi pergerakan nilai tukar besok adalah Rp 14.050 hingga Rp 14.100 per dolar AS. Dengan syarat, ditahan dengan intervensi BI, meskipun dari dalam negeri Lana menilai aksi beli dolar mengalami penurunan.

"Jadi tinggal melihat bagaimana sentimen eksternal. Besok pasar tricky karena libur kelamaan," tandasnya.

BI dan BUMN perlu Siap Intervensi dan Buy Back di Perdagangan Besok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×