Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tren membangun hotel di kawasan industri kian marak. Tidak mau kalah pamor dengan kawasan industri lain, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) pun membangun hotel beserta perkantoran di kawasan industri MM 2100 di Cibitung Bekasi.
Menurut Hubungan Investor dan Keuangan Perusahaan BEST Asa Siahaan, perusahaannya melengkapi kawasan industri dengan hotel dan perkantoran sebagai fasilitas pendukung. "Sudah banyak permintaan dari tenant," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (25/3).
BEST sudah memulai konstruksi hotel dan perkantoran awal tahun ini. Kalau pembangunan berjalan sesuai rencana, keduanya akan selesai semester II-2016.
Rencananya, BEST akan mengoperasikan sendiri hotel sebanyak 200 kamar yang bermain di segmen hotel bisnis itu. Sedangkan perkantoran memiliki luas area yang bisa disewakan 6.000 meter persegi (m2).
Untuk mendirikan hotel dan perkantoran itu, BEST mesti mengeluarkan investasi tidak kurang dari US$ 20 juta. Perusahaan mengandalkan pinjaman bank sebagai sumber pendanaannya.
Pada 9 Maret 2015, BEST memang memperoleh kredit sindikasi dari PT QNB Indonesia Tbk, Bangkok Bank cabang Jakarta, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia senilai US$ 100 juta. Selain untuk membangun hotel dan perkantoran, BEST akan memanfaatkan pinjaman sebesar US$ 20 juta untuk refinancing, US$ 14 juta untuk membangun pergudangan, dan US$ 6 juta untuk membangun standard factory building (SFB).
BEST berharap porsi pendapatan berulangnya bisa terangkat setelah hotel dan perkantoran beroperasi. Saat ini pendapatan berulang perusahaan masih di bawah 5% yang berasal dari pemeliharaan. Namun Asa memprediksi kenaikannya tidak seberapa lantaran kontribusi penjualan lahan industri jauh lebih besar.
Tahun ini, BEST memasang target penjualan lahan industri seluas 40 hektare (ha), tumbuh dari realisasi penjualan tahun lalu seluas 35,6 ha. Perusahaan juga siap mengerek harga jual rata-ratanya dari US$ 190 per meter persegi (m2) menjadi US$ 200 per m2.
Seiring dengan pertumbuhan volume serta harga jual lahan industri, BEST percaya diri pendapatannya bisa tembus Rp 1 triliun tahun ini. Target itu tumbuh dari target pendapatan tahun lalu sebesar Rp 800 miliar. Sedangkan marjin dipatok di angka 50%.
Adapun landbank yang ada di MM 2100 per September 2014 tercatat seluas 925 ha. Tahun ini, BEST akan melanjutkan agenda perluasan lahannya. "Kami ingin mempertahankan landbank. Jadi, kalau kami menjual 40 ha, harus menambah 40 ha juga," ujar Asa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News