Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan eksternal masih menyelimuti pergerakan rupiah sepanjang hari ini. Mata uang Garuda terus melanjutkan pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sebagai antisipasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
Mengutip Bloomberg, Selasa (6/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,1% ke level Rp 13.776 per dollar AS. Begitu pun dengan kurs tengah Bank Indonesia (BI) yang mencatat valuasi rupiah melemah 0,14% ke level Rp 13.750 per dollar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menilai, pekan ini, rupiah masih terseret sentimen dari negeri Paman Sam. Pertama, pasar masih terus menunggu kelanjutan dari pernyataan para pejabat The Fed terkait rencana kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat.
Kedua, pasar juga masih mengantisipasi polemik tarif impor alumunium dan baja di AS. "Meski belum pasti terealisasi, ini masih membuat pasar tidak stabil. Dampaknya memang masih mixed, tapi indeks dollar AS mulai berpotensi naik lagi," ujar Reny, Selasa (6/3).
Apalagi, pekan ini, pasar juga menunggu data ketenagakerjaan AS yang rilis Jumat (9/3) mendatang. Tingkat pengangguran AS diprediksi turun dari 4,1% menjadi 4%. Sementara, nonfarm payroll bulan Februari diprediksi membaik dari 200.000 menjadi 204.000.
"Kalau data yang rilis sesuai ekspektasi, indeks dollar akan semakin kuat dan rupiah semakin tertekan di tengah minimnya sentimen domestik," kata Reny.
Untuk itu, Reny berpendapat, rupiah masih akan mengalami pelemahan terbatas pada Rabu (7/3). Pola pergerakannya masih akan sama, yaitu menunjukkan penguatan tipis di sesi pagi, lalu kembali melemah menjelang penutupan.
Ia memprediksi, rupiah akan bergerak di level support Rp 13.734 per dollar AS dan resistance Rp 13.790 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News