Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mencoba melanjutkan penguatan pada perdagangan besok Kamis (12/5). Pasalnya, indikator teknikal masih menunjukkan momentum positif.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities mengatakan, pergerakan IHSG terlihat rebound pada support namun masih tertahan pada resistance MA7 tepat pada level 4800. Indikator Stochastic crossing pada area near oversold dengan momentum positif yang bergerak bullish.
Oleh karena itu, Lanjar memperkirakan IHSG akan mencoba melanjutkan penguatan dengan range pergerakan 4775-4850."Saham-saham yang dapat dicermati di antaranya AALI, ASII, BSDE, BWPT, INCO, PGAS, SMRA, WIKA, SRIL, dan LPCK." katanya dalam riset yang diterima KONTAN, Rabu (11/5).
Pergerakan IHSG hari ini cenderung menguat sejak awal sesi dan ditutup naik 36.85 poin atau 0.77% di level 4799.96 dengan volume yang mulai terlihat besar.
Lanjar bilang, ini lantaran investor menyambut optimis rencana paket kebijakan ekonomi ke 13 mengenai penataan ulang regulasi pada tingkat izin investasi, usaha, logistik, dan ekspor impor.
Investor asing pun terlihat berbalik melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 102,88 miliar setelah sempat tercatat net sell sebesar Rp2 triliun pada awal bulan Mei ini.
Selain itu data penjualan ritel di Indonesia yang berkontraksi terhadap ekspektasi di level 11.6% dari 10.6% di periode sebelumnya dan ekspektasi turun menjadi 8.6% mampu menjadi pendorong penguatan diakhiri sesi perdagangan.
Sementara mayoritas bursa saham di Asia ditutup mixed dengan pelemahan terbesar terjadi pada indeks saham Hang Seng. Omzet perdagangan kuartal pertama di Bursa Hong Kong & Clearing Ltd turun dengan perdagangan harian pada ekuitas turun hingga 38%.
Sedangkan bursa saham Jepang masih cukup optimis sejak awal sesi seiring data terakhir yakni indeks Coincident dan Indeks leading ekonominya rilis sesuai harapan.
Adapun Bursa Eropa dibuka pesimistis mengiringi pelemahan harga minyak mentah menjelang data persediaan di AS.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang menjadi fokus investor adalah respon harga minyak dan nilai tukar dollar AS terhadap data persediaan di AS, tingkat pinjaman baru di China, indeks harga ekspor dan impor di AS, dan tingkat pengangguran di AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News