Reporter: Rinaldi Mohamad Azka | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks bursa Asia diprediksi bakal kembali menguat Rabu (2/3) besok. Menurut data Bloomberg, indeks Asia Pasifik (MSCI) pada Senin (2/29) kemarin ditutup negatif 0,38% di level 119.17. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan mayoritas bursa Asia yang menghijau, Selasa (1/3) ini.
Lanjar Nafi Taulat, analis Reliance Securities mengatakan pelemahan sebelumnya karena investor kaget terhadap kebijakan China. "Investor shock rencana pemberhentian 1,8 juta pekerja di perusahaan batu bara china. Ini guna memotong kapasitas industrinya yang lagi lesu, komoditas batu bara dan baja," ungkapnya kepada KONTAN.
Sentimen ini jangka pendek negatif. Sedangkan, jangka panjang positif karena dapat mengendalikan harga batu bara melalui penurunan produksi.
Bursa Asia hari ini mayoritas menguat, hanya bursa Korea Selatan (KOSPI) yang melemah 0,18%. Bursa Asia lainnya hijau karena respon investor terhadap kebijakan bank sentral China (PBOC) yang melonggarkan aturan pinjaman perbankan.
Penguatan indeks dipimpin bursa China (shanghai index) yang menguat 1,68%, lalu indeks Hongkong (Hangseng) yang menguat 1,55%. Penguatan ini disusul bursa Taiwan 0,89%, indeks Australia (S&P/ASX 200) menguat 0,85%. Indeks Thailand hijau 0,74%, Singapura 0,45% dan bursa Jepang positif 0,37%.
Pelonggaran pinjaman ini membuat investor berekspektasi pertumbuhan ekonomi china akan naik. Selain itu, menurut Lanjar, "Harga komoditas juga mulai rebound. Hari ini nikel dan timah pimpin penguatan," paparnya.
Sedangkan, menurut Gina Nasution, analis senior Trimegah Sekuritas perbaikan indeks Asia disokong data rata-rata pengangguran Jepang yang membaik. "Jepang cuma jobless rate-nya turun di bawah ekspektasi jadi 3,2% dari konsensus sebelumnya 3,3%," paparnya. Selain itu, secara teknikal memang indeks-indeks di Asia sudah saatnya rebound.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News