Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Buy American atawa beli produk dalam negeri yang dicetuskan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden cenderung memberi sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah. Namun, secara teknikal rupiah masih bisa bergerak stabil dengan kecenderungan menguat tipis.
Di pasar spot, Selasa (26/1), rupiah melemah 0,30% ke Rp 14.065 per dolar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah melemah 0,02% ke Rp 14.086 per dolar AS.
Analis HFX Berjangka Ady Pangestu mengatakan, Biden yang mendorong warganya untuk membeli produk dalam negerinya bepotensi menimbulkan kekhawatiran bagi mitra dagang AS.
Ady melihat kebijakan politik luar negeri Biden tidak jauh berbeda dengan Donald Trump. Dampaknya, bisa menimbulkan kekhawatiran akan ketegangan perang dagang lagi.
Baca Juga: Rupiah melemah 0,29% ke Rp 14.065 per dolar AS pada akhir perdagangan Selasa (26/1)
Sementara pelaku pasar saat ini masih menanti pengesahan stimulus US$ 1,9 triliun dari pemerintah AS untuk penanganan pandemi.
"Rupiah bisa menguat jika stimulus disahkan, tetapi saat ini informasinya masih belum jelas sehingga volatilitas tidak bisa dihindarkan," kata Ady, Selasa (26/1).
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan lonjakan kasus Covid-19 membuat pasar keuangan cenderung melemah dan memicu aksi profit taking.
Pada Rabu (27/1), akan ada FOMC meetings. Ady memproyeksikan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga rendah. Alhasil, indeks dolar AS berpotensi bergerak stabil, begitupun dengan rupiah.
Ady memproyeksikan rentang rupiah pada Rabu (27/1) ada di Rp 14.100 per dolar AS-Rp 14.200 per dolar AS.
Sementara, David memproyeksikan rupiah menguat tipis ke Rp 14.000 per dolar AS-Rp 14.100 per dolar AS setelah pelemahan yang terjadi beberapa hari lalu.
Selanjutnya: Kian melemah, berapa kurs dollar rupiah di Bank Mandiri, hari ini Selasa 26 Januari?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News