kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,15   3,52   0.38%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berlaku Senin (23/9), ini rekomendasi saham baru penghuni indeks FTSE


Jumat, 20 September 2019 / 20:52 WIB
Berlaku Senin (23/9), ini rekomendasi saham baru penghuni indeks FTSE
ILUSTRASI. Terdapat sembilan emiten yang menjadi penghuni baru indeks FTSE yang akan efektif pada Senin (23/9) mendatang.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyedia data dan indeks pasar modal Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell, kembali merombak daftar saham Global Equity Index Asia Pacific ex Japan ex China Regional. Terdapat sembilan emiten yang menjadi penghuni baru indeks yang akan efektif pada Senin (23/9) mendatang.

Kesembilan saham tersebut adalah PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS), PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Sitara Propertindo Tbk (TARA), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Soechi Lines Tbk (SOCI), dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP).

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan saham-saham yang masuk ke dalam Indeks FTSE harusnya memiliki likuiditas yang tinggi. Akan tetapi, prospek bisnisnya masih cukup menantang.

Baca Juga: Jelang pemberlakuan efektif, begini pergerakan sembilan saham baru FTSE

Frederik melanjutkan, dalam memilih saham yang masuk indeks FTSE, investor juga harus tetap melihat sisi fundamental.

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai indeks FTSE bisa saja dijadikan acuan bagi para investor. Namun, kekuatan dari indeks ini masih kalah dibandingkan dengan indeks MSCI.

Jika menilai dari sisi bisnis (sektoral), William mengatakan, saham JPFA, FREN, dan PNBN masih menarik untuk dicermati.

Untuk diketahui, JPFA merupakan emiten yang bergerak di sektor tenak unggas (poultry), FREN bergerak di bidang telekomunikasi, dan PNBN bergerak di bidang perbankan.

Baca Juga: Faktor-faktor ini yang membuat pergerakan IHSG loyo sepekan ini

“Selain itu, akumulasi yang terjadi pada ketiga saham ini cukup besar dibandingkan yang lainnya,” ujar William kepada Kontan.co.id, Jumat (20/9).

Dari sisi fundamental, ketiga emiten ini menunjukkan kinerja yang cukup prima. PNBN misalnya, sepanjang semester pertama 2019 emiten mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 23,86% menjadi Rp 1,69 triliun.

Begitu pula dengan FREN. Emiten telekomunikasi ini membukukan kenaikan pendapatan per 30 Juni 2019 sebesar 19,17% menjadi Rp 3,03 triliun.

Sementara JPFA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 18,24 triliun di semester I 2019 atau naik 9,22% dibandingkan periode sama tahun lalu. Meski demikian, laba bersih emiten poultry ini turun 25,17% menjadi Rp 829,28 miliar.

Baca Juga: IHSG melemah pekan ini, simak sentimen-sentimennya

Khusus untuk JPFA, Frederik mengatakan industri ternak unggas saat ini menghadapi kondisi yang cukup menantang. Hal ini karena peningkatan harga daging ayam yang masih terbatas.

“Artinya, peternak seperti JPFA memiliki margin yang relatif lebih kecil dibanding pedagang yang menjual ke konsumen dengan harga yang lebih stabil,” ujar Frederik kepada Kontan.co.id, Jumat (20/9).

Di samping itu, harga jagung yang merupakan bahan pakan ternak ayam juga lebih tinggi dibanding dua tahun lalu.

Untuk itu, ia menargetkan harga JPFA hingga akhir tahun mencapai level Rp 1.700 per saham. Target harga tersebut dipasang mengingat pasokan ayam saat ini lebih stabil setelah pemerintah melakukan ‘culling program’ pada Juni 2019 lalu.

Baca Juga: Asing net sell Rp 833 miliar, IHSG turun 0,21% ke 6.231 di akhir perdagangan hari ini

Sementara William merekomendasikan buy saham JPFA dengan target Rp 1.750 per saham, FREN dengan target Rp 180 per saham, dan PNBN dengan target Rp 1.500 per saham.

Pada perdagangan Jumat (20/9), harga saham JPFA dan PNBN kompak terkoreksi. Harga saham JPFA terkoreksi 1,55% ke level Rp 1.585 per saham, PNBN melemah 2,5% ke level Rp 1.365 per saham, sementara harga FREN menguat 1,84% ke level Rp 166 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×