Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pasar saham yang fluktuatif, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk melakukan aksi pembelian kembali (buyback) saham tanpa mekanisme rapat umum pemegang saham (RUPS). Emiten tambang batubara ini mengalokasikan dana hingga Rp 300 miliar untuk menggelar aksi korporasi ini.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya Palapa mengatakan, hingga saat ini PTBA telah merealisasikan buyback senilai Rp 12,5 miliar.
“Program buyback menjadi salah satu upaya untuk memberikan sinyal positif ke market bahwa fundamental perusahaan dalam kondisi yang sangat baik,” ujar Hadis kepada Kontan.co.id, Kamis (28/5).
Baca Juga: Samuel Sekuritas turunkan rekomendasi saham Bukit Asam (PTBA), kenapa?
Melansir keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini akan melakukan buyback dalam jangka waktu tiga bulan, yakni dengan periode pembelian saham mulai dari 17 Maret 2020 hingga 16 Juni 2020.
“PTBA akan melakukan program buyback ini dengan masuk ke pasar secara bertahap,” sambung Hadis.
Sejak awal tahun atau secara year-to-date, saham PTBA masih anjlok 20,68%. Meski demikian, sejak sebulan perdagangan saham emiten pelat merah ini mulai bergerak di zona hijau dan tumbuh 11,11%.
Dalam risetnya pekan lalu (20/5), Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengubah rekomendasi saham PTBA dari beli (buy) menjadi jual (sell). Alasannya, kinerja PTBA rentan terpapar corona (Covid-19).
Pasar batubara global masih akan tertekan akibat sentimen pandemi Covid-19. Pelemahan terjadi pada sisi pasokan dan permintaan.
Alhasil, Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan volume produksi batubara PTBA tahun ini turun dari 29,1 juta ton pada 2019 menjadi 24,2 juta ton. Sementara volume produksi PTBA diprediksi sedikit naik menjadi 24,4 juta ton pada 2021 mendatang.
Baca Juga: Kinerja Boleh Tertekan, tapi Dividen Bukit Asam (PTBA) Tetap Menggiurkan
Meski demikian, ada ceruk cuan bagi pemegang saham PTBA, yakni potensi ratio pembayaran dividen atau dividen payout ratio (DPR) yang diusahakan sama dengan tahun lalu, yakni di kisaran 75%.
Dessy menurunkan rekomendasi PTBA menjadi jual (sell) dengan target harga Rp 1.860 per saham. Rekomendasi ini diambil dengan menimbang estimasi penurunan pertumbuhan (earning per share/EPS) pada 2020 dan 2021 masing-masing di kisaran -35,0% dan -33,8% dengan tekanan volume produksi yang turun serta tren pelemahan harga batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News