kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Berikut progres pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang yang digarap PTPP


Jumat, 30 Oktober 2020 / 19:53 WIB
Berikut progres pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang yang digarap PTPP
ILUSTRASI. PTPP bersama dengan KIW dan PTPN IX tengah mempercepat progres pekerjaan pembangunan jalan akses sementara


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) bersama dengan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) dan PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) terus mempercepat proses pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang fase 1 seluas 450 hektare (ha). 

“PTPP optimistis pembangunan fase I ini dapat selesai sesuai dengan yang ditargetkan oleh pemerintah,” ujar Direktur Utama PTPP Novel Arsyad dalam siaran pers, Jumat (30/10). 

Dalam pengembangan KIT Batang Tahap 1 ini akan dibangun beberapa fasilitas pendukung dan konektivitas kawasan, antara lain akses sementara kawasan, simpang susun tol KM 371+800, jalan sekunder sepanjang 11,4 km, jalan utama sepanjang 5,2 km, marketing gallery, perluasan stasiun dan dryport, jaringan listrik, suplai air baku, rumah susun sederhana sewa, dan IPAL Sampah. 

Saat ini, PTPP bersama dengan KIW dan PTPN IX tengah mempercepat progres pekerjaan pembangunan jalan akses sementara, perizinan, dan pembangunan marketing gallery. Adapun pekerjaan lapangan yang tengah dilakukan oleh PTPP, antara lain pembangunan jalan akses sementara telah mencapai progres sebesar 90%, clearing & grubbing zona 1 dengan progress sebesar 44,8%, cut & fill zona 1 dengan progress sebesar 1,32%, dan marketing gallery dengan progress sebesar 65%.

Baca Juga: Aturan baru soal KEK menjadi sentimen positif saham emiten kawasan industri

KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 ha. Pengembangan kawasan yang terletak di koridor industri utara pulau Jawa ini didasarkan pada konsep The Smart & Sustainable Industrial Estate untuk merespon revolusi industry 4.0 di Indonesia maupun global. 

KIT Batang ini dilayani oleh lima jaringan infrastruktur utama yang memiliki konektivitas langsung dengan jalur kereta api yang menghubungkan pusat-pusat industri di sepanjang Pulau Jawa, terjangkau oleh empat pelabuhan besar, tiga pelabuhan barang, satu bandara internasional, akses Jalan Tol Trans Jawa, dan akses jalan nasional rute 1 Pantura. Lokasinya yang strategis membuat KIT Batang menjadi pilihan yang optimal untuk investasi kawasan industri maupun tempat tinggal di masa depan.

KIT Batang memiliki luas keseluruhan 4.300 ha dan dibagi menjadi tiga kluster di mana kluster 1 merupakan kluster yang akan dikembangkan pada fase 1, khususnya pada lahan seluas 450 ha. Dari total luasan lahan sebesar 4.300 ha tersebut akan digunakan untuk rencana guna lahan sebesar 38,20% sebagai area industri dimana 37,45% sebagai gross non-saleable area dan 62,55% akan digunakan sebagai gross saleable area

Baca Juga: Kemenperin: Perwilayahan industri wujudkan pemerataan pembangunan nasional

Adapun pembagian tiga kluster tersebut, yaitu kluster 1 seluas 3.100 ha akan dilakukan pengembangan Industrial Estate & Industrial Township (Distrik Kreasi), kluster 2 seluas 800 ha akan digunakan untuk pengembangan Pusat Inovasi & Township (Distrik Inovasi), dan kluster 3 seluas 400 ha akan digunakan untuk pengembangan Pusat Rekreasi & Township (Distrik Rekreasi). Adapun pengembangan lahan fase 1 seluas 450 ha ini masuk ke dalam rencana pengembangan kluster 1, yaitu Distrik Kreasi.

Dalam kluster 1-Distrik Kreasi, tata guna lahan yang akan dikembangkan untuk area industri sebesar 49,17% dimana untuk gross non-saleable area sebesar 66,40% dan gross saleable area sebesar 33,60%. Dalam pengembangan Distrik Kreasi ini akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk 205.664 pekerja. 

Sedangkan untuk kluster 2-Distrik Inovasi, tata guna yang akan digunakan untuk gross nonsaleable area sebesar 57,36% dan gross saleable area sebesar 42,64% dengan menciptakan lapangan kerja untuk 49.254 pekerja. 

Kluster 3-Distrik Rekreasi, tata guna yang akan digunakan untuk gross non-saleable area sebesar 29,12% dan gross saleable area sebesar 70,88% dengan menciptakan lapangan kerja 56.392 pekerja.

Baca Juga: PTPP Mengebut Proyek Sirkuit Mandalika

Tata guna lahan industri mendominasi kawasan memiliki rasio sebesar 61,7% dan terdiri dari lot-lot industri 57,8% dan logistic park 3,9% yang berada di dekat dryport dan stasiun. Dryport dan stasiun yang dikembangkan pada tahap ini memiliki area total 33.6 ha, yaitu sekitar 7,4%. Terdapat beberapa area komersial sebesar 1,9% yang terdiri dari pusat kegiatan kabupaten, kantor pengelola, dan retail. 

Fungsi pendukung lain seperti asrama, politeknik, sentra pelayanan dan utilitas berada tersentralisasi di area tenggara kawasan. KIT Batang didapuk akan didukung oleh infrastruktur dan utilitas yang memadai, seperti pengadaan air baku dan air bersih, tempat penampungan limbah, tempat penampungan sampah, jaringan listrik, jalur sistem telekomunikasi, drainase, dan jaringan gas.

Selain sederetan fasilitas lengkap yang akan dibangun di kawasan tersebut, KIT Batang memiliki beberapa keunggulan lokasi antara lain terletak di sisi utara Tol Trans Jawa yang dapat mempermudah akses ke Kawasan Industri, dilalui jalur kereta api dan berpotensi menjadi Dry Port, berbatasan langsung dengan Pantai Utara Jawa, terdapatnya PLTU Batang 2x1.000 MW & PLTS 50 MW dengan lokasi alternatif di area Batang, serta akan dibuat transit oriented development oleh Pemerintah Kabupaten Batang. 

Selain itu, KIT Batang memiliki lokasi yang strategis dimana dapat ditempuh dengan waktu 4 jam dari Jakarta, 1 jam dari Semarang. Kawasan tersebut memiliki jarak tempuh sepanjang 50 km dari Bandara Ahmad Yani dan 65 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Mas dengan waktu tempuh selama 50 menit.

Baca Juga: Laba PTPP anjlok 95% jadi Rp 26,37 miliar hingga kuartal III

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×