kontan.co.id
banner langganan top
Rabu, 19 Maret 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.540   -77,00   -0,47%
  • IDX 6.271   47,64   0,77%
  • KOMPAS100 896   -0,15   -0,02%
  • LQ45 707   -2,12   -0,30%
  • ISSI 197   3,08   1,59%
  • IDX30 369   -0,96   -0,26%
  • IDXHIDIV20 444   -0,35   -0,08%
  • IDX80 103   -0,35   -0,34%
  • IDXV30 107   0,12   0,11%
  • IDXQ30 121   -0,17   -0,14%
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.540   -77,00   -0,47%
  • IDX 6.271   47,64   0,77%
  • KOMPAS100 896   -0,15   -0,02%
  • LQ45 707   -2,12   -0,30%
  • ISSI 197   3,08   1,59%
  • IDX30 369   -0,96   -0,26%
  • IDXHIDIV20 444   -0,35   -0,08%
  • IDX80 103   -0,35   -0,34%
  • IDXV30 107   0,12   0,11%
  • IDXQ30 121   -0,17   -0,14%
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.540   -77,00   -0,47%
  • IDX 6.271   47,64   0,77%
  • KOMPAS100 896   -0,15   -0,02%
  • LQ45 707   -2,12   -0,30%
  • ISSI 197   3,08   1,59%
  • IDX30 369   -0,96   -0,26%
  • IDXHIDIV20 444   -0,35   -0,08%
  • IDX80 103   -0,35   -0,34%
  • IDXV30 107   0,12   0,11%
  • IDXQ30 121   -0,17   -0,14%

Berikut Ini Faktor yang Membuat IHSG Longsor pada Perdagangan Selasa (18/3)


Selasa, 18 Maret 2025 / 20:28 WIB
Berikut Ini Faktor yang Membuat IHSG Longsor pada Perdagangan Selasa (18/3)
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 3,84% ke level 6.223,38 pada penutupan perdagangan Selasa (18/3). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 3,84% ke level 6.223,38 pada penutupan perdagangan Selasa (18/3). 

Bahkan, pada perdagangan Selasa (18/3), IHSG sempat terkoreksi hingga lebih dari 5% dan membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan perdagangan saham sementara atau trading halt.

Ini menjadi yang pertama kali setelah sebelumnya IHSG terkena trading halt pada awal pandemi atau Maret 2020 lalu.

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai, anjloknya pasar saham Indonesia disebabkan oleh tekanan akibat arus keluar dana asing atau foreign outflow yang cukup besar. 

Baca Juga: Sri Mulyani Buka Suara Usai IHSG Anjlok, Ini Katanya

Rully menjelaskan, penurunan harga saham belakangan ini tidak hanya terjadi pada saham-saham unggulan, tapi juga saham yang tergolong spekulatif mengalami koreksi seperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII) , PT. Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

"Selain itu, saham unggulan pada perdagangan hari ini juga terkena aksi jual seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)," kata Rully kepada Kontan, Selasa (18/3).

Rully merinci, rendahnya optimisme pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia tahun ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aksi jual tersebut. 

Selain itu, berbagai kebijakan pemerintah justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku pasar, seperti pemangkasan anggaran, pembentukan Danantara, serta Koperasi Merah Putih yang akan melibatkan bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Situasi ini semakin diperburuk oleh munculnya isu terkait pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, yang menambah ketidakpastian dan meningkatkan kekhawatiran pasar.

Di sisi lain, Rully juga menjelaskan bahwa sulit untuk mengamati tren pasar saat ini, terutama karena pergerakan IHSG sangat dipengaruhi oleh saham-saham spekulatif seperti BREN, TPIA, dan lainnya.

Baca Juga: IHSG Anjlok hingga 3,84% pada Selasa (18/3), Simak Proyeksinya untuk Rabu (19/3)

Dus, Rully memperkirakan bahwa dalam jangka pendek hingga menengah, IHSG akan bergerak dalam kisaran level 6.150 hingga 6.750.

Rully menilai bahwa risiko di pasar saham saat ini sangat tinggi dan belum terlihat tanda-tanda pemulihan. Oleh karena itu, ia tidak merekomendasikan investasi di pasar saham untuk saat ini.

Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan, pelemahan IHSG masih didominasi oleh sentimen negatif dari dalam negeri, karena indeks regional dan global masih berada di zona hijau.

Felix merinci terdapat berbagai faktor yang menyebabkan tekanan terhadap indeks. 

Pertama, penurunan penerimaan negara yang memperbesar defisit anggaran serta kebutuhan pembiayaan yang lebih besar.

Kedua, pelaku pasar masih bersikap wait and see terhadap kebijakan Danantara dan Makan Bergizi Gratis (MGB) di tengah proses realokasi anggaran.

Ketiga, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga mengalami penurunan, yang disebabkan kondisi ketenagakerjaan yang suram belakangan ini. 

"Situasi ini turut mendorong sejumlah analis asing, seperti Goldman Sachs, JP Morgan, dan Morgan Stanley untuk menurunkan peringkat saham Indonesia," kata Felix kepada Kontan, Selasa (18/3).

Keempat, ada sentimen pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dari 5,2% menjadi 4,9% oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Felix menyarankan para investor untuk memanfaatkan peluang beli pada saham-saham yang mengalami pelemahan signifikan hari ini, dengan harapan adanya rebound dalam jangka pendek.

Bagi investor yang mengutamakan dividen, saham emiten big caps di Himbara dapat menjadi pilihan menarik, mengingat potensi pembagian dividen yang cukup menjanjikan.

Investor juga disarankan untuk memperhatikan sentimen ekonomi, terutama dari faktor domestik, seperti arah kebijakan Bank Indonesia pekan ini. 

Jika BI mengambil kebijakan yang dovish terkait suku bunga (BI Rate), hal ini berpotensi membawa dampak positif bagi perekonomian riil serta pasar modal secara khusus.

Dalam jangka pendek, Felix memprediksi IHSG akan bergerak dalam kisaran 6.200 – 6.350. 

Sementara itu, untuk jangka menengah, level support psikologis di 6.000 menjadi titik krusial, apabila tertembus tekanan ke IHSG masih kuat. Adapun level resistance berada di 6.500.

Selanjutnya: Prudential Indonesia Prediksi Asuransi Kumpulan Terus Tumbuh di 2025, Ini Sebabnya

Menarik Dibaca: Official Trailer dan Poster Penjagal Iblis: Dosa Turunan Dirilis, Tayang 30 April

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×