Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah bergerak menguat. Keputusan rapat BI, Selasa (17/3) yang tidak jadi memangkas suku bunga dan rencana penggelontoran paket kebijakan menjadi sentimen positif yang menguatkan mata uang garuda
Mengacu kurs tengah Bnk Indonesia (BI) kemarin (17/3) rupiah menguat 0,21% menjadi Rp 13.209 per dollar AS. Di pasar spot pasangan USD/IDR turun 0,49% menjadi Rp 13.180 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia, David Sumual memaparkan ada tiga faktor yang berperan bagi menguatnya rupiah. Pertama, keputusan rapat BI yang tidak jadi memangkas suku bunga .
Kedua, membaiknya neraca perdagangan Indonesia yang surplus US$ 700 juta dan ketiga respon positif pasar terhadap paket kebijakan pemerintah untuk menstabilkan rupiah. “Ketiganya memberikan sentimen positif bagi penguatan rupiah,” katanya.
Analis PT Monex Investindo Futures, Agus Chandra mengatakan kebijakan pemerintah untuk menstabilkan rupiah salah satunya dengan memperluas pemberlakuan negara bebas visa juga berkontribusi terhadap penguatan rupiah.
Diperkirakan kebijakan ini akan menyedot turis asing dan menambah cadangan devisa Negara. “Walaupun baru efektif sebulan ke depan, tetapi kebijakan ini cukup memicu sentimen positif terhadap pasar,” kata Agus.
David memperkirakan Rabu (18/3) rupiah akan menguat terbatas menjelang keputusan rapat regular The Fed. Sentimen pasar didominasi oleh spekulasi hasil rapat regular The Fed yang akan dirilis Kamis (19/3).
“Jika hasil rapat mengatakan The Fed akan menanggalkan kata sabar untuk menaikkan suku bunga, maka bisa jadi resiko bagi rupiah,” kata David
Sementara Agus memperkirakan rupiah juga akan menguat terbatas. “Soalnya kalau rupiah menguat terlalu tajam bisa membuka peluang bagi BI untuk memangkas suku bunga,” kata dia.
Agus memprediksi rupiah akan berada di kisaran Rp 13.000 – Rp 13.300 per dollar AS. Sedangkan David memprediksi hari ini rupiah akan berada di kisaran Rp 13.070 – Rp 13.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News