kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Beri tepuk tangan, Bitcoin sudah meroket 9.000.000% dalam satu dekade


Kamis, 02 Januari 2020 / 07:24 WIB
Beri tepuk tangan, Bitcoin sudah meroket 9.000.000% dalam satu dekade


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Jika dalam pergolakan tahap awal pemulihan pasar bullish ini ada seseorang yang mengatakan kepada Anda untuk melupakan saham, melupakan komoditas, melepaskan aset pendapatan tetap dan membeli token digital yang tidak dikenal, yang pertama dari jenisnya, dan melihatnya tumbuh melampaui impian Anda yang paling liar, Anda akan menyebut mereka gila, kan?

Inilah yang terjadi pada Bitcoin. Muncul dari abu krisis keuangan, Bitcoin diciptakan sebagai jalan pintas ke bank dan lembaga pemerintah yang terperangkap dalam bencana terbesar Wall Street dalam beberapa dekade.

Pada awalnya, langkah Bitcoin sangat lambat. Ditambah lagi banyak skandal yang meliputinya seperti  penipuan dan pencurian. Kondisi ini yang  akhirnya menyebabkan dilakukan pengawasan lebih ketat terkait peraturan mengenai Bitcoin. Akan tetapi, begitu Bitcoin masuk ke arus utama, alat investasi ini terbukti menjadi aset berkinerja terbaik dekade ini.

Baca Juga: Melemah Jelang Halving Day, Harga Bitcoin Berpotensi Rebound ke US$ 55.000 per BTC

Melansir Bloomberg, token digital dengan nilai terbesar karena diperdagangkan di level U$ 7.200, telah membukukan kenaikan lebih dari 9.000.000% dalam satu dekade terakhir. Sangat fantastis.

“Bitcoin benar-benar menangkap antusiasme teknologi liar yang 'kali ini berbeda',” kata Peter Atwater, presiden Financial Insyghts dan profesor di William & Mary di Williamsburg, Virginia kepada Bloomberg.

Kinerja selama 10 tahun terakhir, bahkan dengan kenaikan besar dan mega-crash berikutnya, membuat semua alat investasi lain terpuruk dalam debu. Ini adalah rejeki nomplok yang sangat besar bagi mereka yang tetap berkomitmen memegang Bitcoin selama masa pasang surut.

Baca Juga: Harga bitcoin punya prospek positif di 2020

Bagi sebagian orang, fantasi tanpa akhir tentang kenaikan harga Bitcoin secara terus-menerus turut membantu menjaga momentum Bitcoin tetap berjalan.

Bloomberg menuliskan, tidak ada alat investasi lain yang mendekati dan bisa mengalahkan Bitcoin. Sebagai perbandingan, indeks S&P 500 hanya meningkat tiga kali lipat pada periode itu.

Indeks yang melacak pasar dunia meningkat lebih dari dua kali lipat. Emas naik 25%. Beberapa saham berkinerja terbaik di Russell 3000 - termasuk Exact Sciences Corp dan Intelligent Systems Corp - masing-masing naik sekitar 3.000%.

Kenaikan tersebut tidak ada nilainya  dibandingkan dengan keajaiban dunia keuangan terbaru sekaligus salah satu investasi yang paling kontroversial, Bitcoin.

Baca Juga: Gila! Penambang China kuasai dua pertiga penambangan Bitcoin

Sebagian, kembalinya sang monster merupakan cerminan dari kalkulus di balik titik tolak Bitcoin: token itu tidak bernilai apa-apa ketika seseorang bernama Satoshi Nakamoto meluncurkannya pada Halloween 2008. Dirancang sebagai metode pertukaran yang dapat dikirim secara elektronik antara pengguna di dunia, tidak memiliki jaringan kontrol terpusat.

Bitcoin, sebaliknya, dijalankan oleh jaringan komputer yang melacak semua transaksi pada buku besar blockchain. Bagi banyak orang, teknologi itu adalah alasan yang cukup untuk mendukung gagasan itu.

Di sisi lain, penggemar setia Bitcoin melihat hal yang menjanjikan untuk mengubah sistem keuangan global dalam teknologi yang digunakan.

Baca Juga: Waduh, kerugian akibat kejahatan mata uang kripto melonjak 150%

"Ini adalah pertama kalinya ada pemisahan nyata - seperti gereja dan negara - Anda memiliki pemisahan uang dan negara," kata Alex Mashinsky, pendiri Celsius Network, platform peminjaman crypto kepada Bloomberg. "Itulah inovasi, itulah kegembiraannya."

Tetapi Bitcoin sangat lambat dalam lepas landas, mencatat transaksi pertama dua tahun setelah penciptaannya, ketika seseorang menggunakannya untuk membeli pizza. Sejak itu, harga token pertama ini terus melambung, berkali-kali lipat, hingga akhirnya muncul ratusan token-token tiruan lainnya dengan prestasi yang berbeda satu sama lain.

Masih mengutip Bloomberg, pada awal 2017, Bitcoin melonjak di atas US$ 1.000. Pada pertengahan musim panas, jumlah kenaikannya lebih dari dua kali lipat. Pada akhir tahun, Bitcoin melayang di atas US$ 14.000.

Tapi secepat ia berlari, secepat itu pula jatuhnya. Pada akhir 2018, Bitcoin nyaris tidak bergerak di atas US$ 3.000. Namun tak lama setelah kehancurannya, Bitcoin kembali memulai reli besar lainnya, kali ini mencapai setinggi US$ 13.800 pada musim panas 2019.

Baca Juga: Warren Buffett: Bitcoin itu sama dengan racun tikus

"Tentu saja jumlahnya adalah yang menarik bagi investor," kata David Tawil, presiden ProChain Capital. "10 tahun ke depan harus menjadi tahap pertumbuhan yang sama sekali berbeda berdasarkan faktor yang sama sekali berbeda dari tahap pertama."

Proyeksi untuk dekade berikutnya berlimpah. Pada 2020-an, adopsi massal pasti akan berjalan, kata mereka. Teknologi Blockchain akan merevolusi dan menyelesaikan setiap masalah di dunia. Di sisi lain, pengawasan peraturan kemungkinan akan meningkat, dengan para bankir sentral memberikan perhatian lebih dari sebelumnya.

Dalam jangka menengah, beberapa spekulator memperkirakan tahun 2020 mungkin tidak akan terlalu mudah dengan volatilitas mengingat akan terjadi halving day, di mana jumlah koin yang diberikan kepada penambang yang melakukan proses transaksi dipotong sebesar 50%. Itu akan terjadi pada Mei 2020.

Pada halving day sebelumnya, sekitar empat tahun lalu, bertepatan dengan harga token yang melonjak. Alhasil, banyak investor kripto meyakini hal itu akan terulang kembali.

Bagi Andy Bromberg dari CoinList, halving day sudah price in. "Mungkin ini sudah terlalu mahal dan semua orang membeli tesis ini dan kami melihat penurunan harga Bitcoin pasca halving day dilakukan," kata salah satu pendiri dan presiden perusahaan dalam sebuah wawancara. "Hal itu tidak akan mengejutkanku."

"Namun setelah tahun depan, Bitcoin menemukan narasinya sendiri sebagai emas digital," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×