kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bergerak volatile, Wall Street di tengah laporan pendapatan dan ekonomi China


Jumat, 18 Oktober 2019 / 21:59 WIB
Bergerak volatile, Wall Street di tengah laporan pendapatan dan ekonomi China
ILUSTRASI. Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., October 9, 2019. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street berjuang di lajur kenaikan perdagangan, Jumat (18/10). Di tengah musim laporan pendapatan yang optimistis menenangkan ketegangan pasar akibat perlambatan terlemah ekonomi China hampir 30 tahun.

Mengutip Reuters, pukul 9:59 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 26,87 poin atau 0,10% pada 26.999,01, sedangkan S&P 500 turun 0,06 poin atau -0,00% pada 2.997,89. Nasdaq Composite turun 6,90 poin atau 0,08%, pada 8.149,96.

Baca Juga: Wall Street ditopang kinerja emiten di tengah tekanan data ekonomi

Pasar saat in tengah mencermati kesehatan ekonomi China akibat dampak berlarutnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Situasi ini memicu kekhawatiran tentang datangnya resesi global.

Di saat pasar saham global jatuh, kinerja yang positif dari Coca-Cola Co dan Schlumberger NV mampu mengangkat mood Wall Street.

Saham Coca-Cola Co naik 1,7% setelah penjualan triwulanan pembuat minuman ringan itu mengalahkan ekspektasi analis.

Baca Juga: Wall Street kembali berseri dipicu kesepakatan Brexit dan laporan pendapatan

Coca-Cola menjadi pendorong utama untuk sektor bahan pokok konsumen, yang naik 0,4%, terbesar di antara 11 sektor indeks acuan S&P.

Penerbit kartu kredit, American Express Co dan penyedia layanan ladang minyak Schlumberger melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan.

Sementara saham Schlumberger naik 3,3%, AmEx membalikkan keuntungan awal untuk diperdagangkan turun 1,6%

Baca Juga: Operasi terselubung puluhan ribu akun Twitter menghancurkan masa depan NBA di China .

"Langkah ini merupakan campuran dari banyak hal yang tidak semuanya negatif atau positif. Ini akan menjadi hari yang tenang, terutama didorong oleh beberapa laporan pendapatan," kata Randy Frederick, vice president of trading and derivatives Charles Schwab di Austin, Texas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×