kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street ditopang kinerja emiten di tengah tekanan data ekonomi


Jumat, 18 Oktober 2019 / 06:02 WIB
Wall Street ditopang kinerja emiten di tengah tekanan data ekonomi
ILUSTRASI. Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., October 9, 2019. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten kuartal ketiga masih menopang kenaikan Wall Street pada perdagangan kemarin. Kamis (17/10), Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,09% ke 27.025,88.

Indeks S&P 500 menguat 0,28% ke 2.997,95. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,40% ke 8.156,85.

Dari 63 emiten penghuni S&P 500 yang telah melaporkan kinerja, sebanyak 82,5% mencatat laba lebih tinggi daripada estimasi. "Kinerja emiten bagus, tapi baru sedikit data yang ada sehingga kita belum bisa menilai laba dibandingkan dengan ekspektasi," kata Stephen Massocca, senior vice president Wedbush Securities kepada Reuters.

Massocca mengatakan, pasar saham menunggu laporan Google, Amazon, Facebook, Deere, dan emiten besar lainnya. Berdasarkan Refinitiv IBES, analis memperkirakan laba kuartal ketiga emiten S&P 500 akan turun 2,9%.

Baca Juga: Wall Street kembali berseri dipicu kesepakatan Brexit dan laporan pendapatan

Kemarin, Morgan Stanley melengkapi rilis kinerja emiten bank besar dengan laba yang lebih tinggi daripada prediksi. Sumber kenaikan laba Morgan Stanley berasal dari trading obligasi serta merger and acquisition advisory.

Sementara International Business Machines Corp menjadi pemberat Dow Jones, dengan penurunan harga saham 5,5% setelah melaporkan pendapatan yang meleset dari estimasi awal. Kinerja yang kurang pun dicatatkan oleh Honeywell International. Tapi, perkembangan positif faktor geopolitik menopang harga saham emiten ini dengan kenaikan 2,4%.

Baca Juga: Ini strategi Unilever Indonesia untuk tetap kuasai pasar

Pasar saham masih terancam koreksi jika melihat data ekonomi yang baru-baru ini dirilis. Data pembangunan rumah, produksi industri dan produksi pabrik mencatat kinerja lebih rendah daripada estimasi ekonom.

Angka pembangunan rumah turun 9,4% pada bulan September, dari level tertinggi selama 12 tahun bulan sebelumnya. Tapi, konstruksi rumah untuk satu keluarga naik dalam empat bulan terakhir. Ini menunjukkan bahwa pasar perumahan masih ditopang oleh rendahnya suku bunga acuan di tengah perlambatan ekonomi.

Faktor global penyokong Wall Street semalam adalah kesepakatan Inggris dan Uni Eropa soal Brexit. Turki pun sepakat untuk menghentikan serangan ke Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×