kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bencana badai menerpa gas alam


Jumat, 15 September 2017 / 05:45 WIB
Bencana badai menerpa gas alam


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Aksi pelaku pasar yang cenderung wait and see terhadap rilis data stok gas alam Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan pada  harga komoditas energi ini. Ada indikasi kenaikan stok karena turunnya permintaan saat terjadi bencana badai.

Kamis (14/9) per pukul 20.00 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Oktober 2017 di New York Mercantile Exchange (Nymex) merosot 0,52% dibanding harga hari sebelumnya ke US$ 3,04 per mmbtu. "Harga konsolidasi karena market menunggu data persedian gas alam," ujar Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto, Kamis (14/9). Namun dalam sepekan, harga gas alam masih mencatatkan penguatan sebesar 2,05%. 

Konsensus analis memprediksi stok gas alam AS pada pekan yang berakhir di 8 September mencapai 80 miliar kaki kubik. Jumlah tersebut naik dari pekan sebelumnya, yakni 65 miliar kaki kubik.

Maklum, pasca dua bencana  badai besar, yakni badai Harvey dan badai Irma, permintaan gas alam di negara bagian Texas dan Florida mengalami penurunan. "Dari 4,4 juta kaki kubik, turun jadi 2,74 juta kaki kubik," ungkap Andri.

Sebagai informasi, gas alam digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik. Dengan adanya badai yang menerjang dan meluluhlantakkan dua negara bagian AS tersebut, semua jaringan listrik di sana pun mati.

Di sisi lain,  produksi gas alam justru naik saat permintaan menurun. Hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi gas alam. Andri meramalkan, hingga pekan depan harga gas alam masih melemah, sebab proses rekonstruksi di Texas dan Florida akan memakan waktu yang cukup lama. Dus, permintaan gas alam dari dua negara bagian tersebut belum akan kembali normal.

Secara teknikal, moving average (MA) 50 mengindikasi harga gas masih turun. Sedang MA100 memberi sinyal beli dan MA200 memberikan sinyal jual. Indikator relative strength index dan moving average convergence divergence masing-masing berada di level 51 dan minus 0,040, dengan indikasi netral dan jual. Sementara stochastic berada di level 57,5 dan memberi sinyal penguatan.

Andri memprediksi, harga gas alam hari ini akan melanjutkan pelemahan dan bergerak di rentang US$ 3,02–US$ 3,07 per mmbtu. Sedangkan pekan depan, Andri memprediksi harga akan bergerak di kisaran US$ 2,85–US$ 3,125 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×