Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
Kenaikan BI-rate berikutnya terjadi pada tahun 2008. Secara beruntun pula BI menaikkan bunga acuan sejak Mei 2008 sampai Oktober 2008. Cuma, kala itu kenaikannya rapi, masing-masing 25 bps, tidak sampai melompat-lompat seperti tiga tahun sebelumnya.
Tahun 2008 | Bunga Acuan (%) | IHSG |
Desember 2008 | 9.25 | 1.355,408 |
Nopember 2008 | 9.5 | 1.241,541 |
Oktober 2008 | 9.5 | 1.256,704 |
September 2008 | 9.25 | 1.832,507 |
Agustus 2008 | 9 | 2.165,943 |
Juli 2008 | 8.75 | 2.304,508 |
Juni 2008 | 8.5 | 2.349,105 |
Mei 2008 | 8.25 | 2.444,349 |
April 2008 | 8 | 2.304,516 |
Pada Mei 2008 BI manaikkan BI-rate dari sebelumnya 8% (April) menjadi 8,25%. Setelah itu BI-rate kembali naik selama lima bulan beruntun, masing-masing sebesar 25 bps, sehingga pada bulan Oktober 2008 BI-rate sudah bertengger menjadi 9,5%.
Dengan kata lain, selama enam bulan itu bunga acuan bank sentral telah terbang setinggi 150 basis poin alias naik 1,5%. Nah, bagaimana dampaknya ke IHSG kala itu? Mari kita cermati.
Sebulan sebelum kenaikan BI-rate (April) IHSG tercatat di angka 2.304,51. Setelah BI-rate naik (MEI), IHSG bulan itu ditutup ke 2.444,34. Artinya kenaikan BI-rate bulan itu malah dikuti kenaikan IHSG.
Namun, selama lima bulan berikutnya, IHSG terus menerus turun seiring dengan kenaikan bunga acuan. Ketika BI-rate berhenti naik pada Oktober 208, IHSG sudah ambrol ke level 1.256,70. Ternyata kenaikan 1,5% bunga acuan BI diikuti oleh penurunan indeks lebih hampir sedalam 1.048 poin atau sekitar 45%!
Satu catatan yang perlu kita ingat adalah, pada tahun itu ekonomi sedunia sedang terguncang krisis KPR di Amerika Serikat.