kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belum Ada Sentimen Positif, Bitcoin Diperkirakan Masih Akan Tertekan


Rabu, 11 Mei 2022 / 16:47 WIB
Belum Ada Sentimen Positif, Bitcoin Diperkirakan Masih Akan Tertekan
ILUSTRASI. Harga Bitcoin.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin jatuh ke level terendah sejak Juli 2021 pada hari Selasa (10/5). Kemarin, harga Bitcoin sempat menyentuh level US$ 30.096,33 sebelum akhirnya rebound dan kini berada di level US$ 31.406,88. Kendati begitu, level ini sudah terkoreksi 25,56% dalam 30 hari terakhir.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono menjelaskan, anjloknya harga Bitcoin tidak terlepas dari kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan. Selain itu, sentimen kenaikan inflasi dan krisis geopolitik juga masih membayangi sehingga mengakibatkan terjadinya volatilitas di pasar kripto. 

Menurutnya, investor kripto tampaknya latah mengikuti perilaku investor pasar modal. Alhasil, aksi jual belakangan ini dianggap tak sepenuhnya berkaitan dengan dinamika yang terjadi yang pada fundamental di dunia kripto.

“Di samping itu, penguatan nilai dolar AS juga berkontribusi terhadap pelemahan aset kripto pagi ini. Maklum, investor merasa lebih aman dan untung dengan menggenggam dolar AS saat nilainya melonjak, ketimbang menggenggam aset kripto,” jelas Afid ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/5).

Baca Juga: Terus Anjlok, Harga Mata Uang Kripto Ini Terpangkas 90%

Selain itu, jika berkaca dari metric Bitcoin Fear dan Green Index, tercermin bahwa saat ini indeks tersebut menunjukkan fase ketakutan ekstrim atau extreme fear dengan angka indikator 12. Afid menyebut, posisi tersebut berada dalam kondisi yang terburuk sejak akhir Januari lalu, ketika harga aset turun menjadi US$ 33.000.

Dengan demikian, anjloknya harga bitcoin membuat para investor dan trader ketakutan hingga melakukan aksi jual yang pada akhirnya semakin mendorong penurunan harga lebih lanjut. 

Secara lebih umum, Afid mengungkapkan, dari data analisis on-chain, sebagian besar investor jangka pendek telah menjual kepemilikan Bitcoin mereka sebagai reaksi terhadap penurunan harga. Nilai pasar Bitcoin pun saat ini hanya sekitar US$ 662 miliar, setara dengan 39,4% dari ekonomi aset kripto yang senilai US$ 1,68 triliun.

Ke depan, dia meyakini tren bearish masih berpotensi untuk bertahan. Terlebih lagi, saat ini belum ada katalis positif yang signifikan untuk menggerakan nilai Bitcoin. Harapan pelaku kripto saat ini masih bersandar kepada investor institusi yang mengakumulasi Bitcoin sebagai nilai lindung asetnya dari inflasi. 

“Yang terjadi justru banyak institusi membeli bitcoin, lalu melepasnya dan memasukkannya ke dalam cold storage sehingga memengaruhi potensi perubahan likuiditasnya. Saat ini, likuiditas Bitcoin hanya ada sekitar 12% dari pasokan Bitcoin yang beredar di bursa terpusat,” imbuh Afid.

Afid menambahkan, perkembangan positif yang patut diperhatikan adalah perusahaan-perusahaan besar yang mulai mendapatkan hasil dari pinjaman modal jangka pendek menggunakan protokol DeFi. Kemudian, nasib Spot Bitcoin ETF yang belum disetujui oleh SEC bisa berbalik arah jika ada perkembangan yang positif.

Baca Juga: Pasar Kripto Masih Tertekan, Bitcoin, Ethereum, dan Terra Berpotensi Lanjut Bearish

Oleh karena itu, dengan kondisi pasar saat ini yang bearish, Afid menyebut investor yang ingin mencari keuntungan harus jeli melakukan teknik scalping. Namun, ia mengingatkan, sebaiknya berinvestasi pada Bitcoin ditujukan untuk jangka panjang .Hal ini karena sulit untuk memprediksi kondisi pasar ketika dalam kondisi market bearish. 

Namun, pilihan untuk melakukan buy the dip ata Dollar Cost Averaging (DCA) bisa jadi opsi untuk investasi jangka panjang. Selain itu, setelah melakukan pembelian, metode staking juga bisa jadi pilihan guna mendapatkan keuntungan tambahan. 

Afid menyebut saat ini, Bitcoin sedang berupaya mempertahankan level support-nya di US$ 30.728 dengan level resistance-nya US$ 32.000. 

“Jika resistance tembus, harga bisa menuju level US$ 34.000. Namun, jika di bawah support, harga akan terus mengalami penurunan ke US$ 29.000 - US$ 28.000 dalam beberapa hari ke depan,” tutupnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×