kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Belum ada calon emiten unicorn dalam pipeline IPO BEI


Jumat, 30 April 2021 / 08:13 WIB
Belum ada calon emiten unicorn dalam pipeline IPO BEI
ILUSTRASI. BEI terus menggodok peraturan yang bisa mengakomodir unicorn IPO di dalam negeri.


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar masih menanti initial public offering (IPO) entitas merger Gojek-Tokopedia. Terlebih, beredar kabar entitas baru bernama GoTo tersebut bakal menghelat aksi korporasi tersebut pada kuartal kedua tahun ini.

Namun, hingga saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menerima dokumen terkait IPO tersebut. "Dari pipeline yang ada, belum terdapat perusahaan yang merupakan unicorn," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Kamis (29/4).

Dia menambahkan, saat ini memang ada enam calon emiten dengan kategori aset besar, di atas Rp 250 miliar. Sektor properti, konsumer siklikal, keuangan, kesehatan, konsumer non-siklikal dan energi masing-masing diwakili oleh satu calon emiten.

Dari calon tersebut, menurut Nyoman, juga belum ada calon emiten dengan target perolehan dana IPO hingga Rp 5 triliun. "Calon emiten yang ada juga belum ada yang berasal dari BUMN dan entitas anak usahanya," imbuh Nyoman.

Baca Juga: BEI mengantongi 22 pipeline IPO

Meski belum terdapat calon emiten unicorn, BEI tak mau ketinggalan momentum tersebut. Bursa terus menggodok peraturan yang bisa mengakomodir unicorn IPO di dalam negeri.

BEI saat ini masih dalam tahap kajian internal dengan pemangku kepentingan terkait guna merampungkan peraturan terkait special purpose acquisition company (SPAC). Kelak, SPAC menjadi jalur utama perusahaan, khususnya yang berbasis teknologi, untuk IPO.

Selain perbandingan best practice di bursa lain, BEI juga memperhatikan aspek kesesuaian penerapan aturan di Indonesia. "Kami juga tetap memperhatikan aspek perlindungan investor publik dan GCG," terang Nyoman.

Baca Juga: Kecil kemungkinan terjadi sell in May di pasar saham tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×