Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) akan menggenjot produksi. Selain menanami lahan baru, SSMS juga akan mengakuisisi perkebunan yang ada di sekitar areal perkebunan dan pabrik.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengatakan, akuisisi area tanam baru merupakan langkah yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan anorganik jangka menengah dan panjang. "Akuisisi ini bertujuan untuk menjaga kualitas pengelolaan CPO dan efisiensi biaya transportasi," ujar Andy dalam risetnya.
Menurut Andy, strategi pertumbuhan anorganik ini membuka ruang pertumbuhan jangka panjang. Apalagi SSMS menargetkan area tanam naik menjadi 150.000 hektare (ha) pada 2018, dari 70.125 ha di akhir tahun 2016.
Menurut Novilya Wiyatno, analis Mega Capital Sekuritas, strategi SSMS sudah menjalankan strategi akuisisi perkebunan kelapa sawit sejak 2015. SSMS telah mengakuisisi empat perkebunan per akhir 2015.
Keempat perkebunan ini adalah PT Menteng Kencana Masa, PT Mirza Pratama Putra, PT Tanjung Sawit Abadi, dan PT Sawit Multi Utama. "Tujuannya untuk menopang pertumbuhan di 2017, yaitu dengan merealisasikan ekspansi lahan seluas 10.000 ha," ungkap Novilya dalam riset pada 5 Juni 2017.
SSMS juga masih memiliki 15.258 ha landbank, sehingga memungkinkan ekspansi untuk meningkatkan jumlah lahan tertanam. Profil tanaman SSMS juga masih muda, mengindikasikan tanaman sawit akan memasuki tahun puncak produksi dalam beberapa tahun ke depan. Lokasi perkebunan yang berdekatan satu sama lain serta berdekatan dengan lokasi pabrik pengolahan membuat pengangkutan lebih efisien.
Apalagi, lanjut Andy, SSMS berencana meningkatkan kapasitas pabrik. SSMS akan meningkatkan kapasitas pabrik sampai 600 ton per jam. Tahun lalu, kapasitas produksi baru 375 ton per jam.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji bilang prospek harga komoditas crude palm oil (CPO) tahun ini akan membaik. Apalagi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve berencana meningkatkan suku bunga acuan 25 basis poin. "Dollar AS akan terapresiasi terhadap beberapa mata uang lain, termasuk ringgit," kata Nafan kepada KONTAN, Selasa (15/6).
El Nino juga diyakini mereda. Hal ini akan menjadi penopang SSMS dalam meningkatkan volume penjualan. Dengan kenaikan produksi CPO, SSMS menargetkan peningkatan penjualan.
Untuk pasar ekspor, SSMS fokus menggarap pasar Pakistan dan India. "Saat ini kontribusinya 20%30% terhadap total penjualan," kata Novilya.
Andy memprediksi, produksi CPO SSMS pada 2017 dan 2018 masing-masing tumbuh 18,2% dan 21,7% menjadi 384.000 ton dan 447.200 ton. Sedangkan volume penjualan CPO masing-masing naik 3,7% dan 21,7% menjadi 303.400 ton dan 411.400 ton.
Andy menargetkan pendapatan SSMS akan tumbuh jadi Rp 3,1 triliun tahun ini dan Rp 4,4 triliun tahun depan. Laba bersih tahun ini diprediksi mencapai Rp 733,2 miliar dan Rp 1,1 triliun tahun depan.
Andy dan Nafan merekomendasikan buy SSMS dengan target harga masing-masing Rp 2.040 dan Rp 1.985 per saham. Novilya merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News