kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BEI: Tiga perusahaan menunda IPO gara-gara corona


Jumat, 24 April 2020 / 14:01 WIB
BEI: Tiga perusahaan menunda IPO gara-gara corona
ILUSTRASI. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat media briefing di Jakarta, Rabu (4/12). Saat media briefing Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta investor untuk mewaspadai return atau imbal hasil besar produk reksa dana dari manajer investasi./pho


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, masih ada 18 calon emiten yang tertera dalam pipeline penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) per 23 April 2020. Akan tetapi, Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan ada perusahaan yang memilih mundur untuk melaksanakan IPO di luar ke-18 perusahaan yang tertera dalam pipeline.   

"Ada tiga perusahaan yang secara eksplisit menyatakan menunda IPO karena pandemi Covid-19. Artinya, tiga emiten ini akan melihat lagi perkembangan ke depan, meski proses IPO sudah berjalan," ungkap dia dalam teleconference dengan wartawan, Jumat (24/4).

Baca Juga: Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) terdampak wabah corona, begini rekomendasi analis

Sayangnya, Nyoman tidak bisa mengungkapkan nama tiga perusahaan tersebut mengingat adanya prinsip kerahasiaan.

Melihat kondisi terkini, BEI juga mencoba realistis terkait dengan jumlah emiten baru yang dapat tercatat sepanjang 2020.

"Hingga akhir tahun, tentu kami mengharapkan semua perusahaan yang ada di antrean pipeline itu dapat listing semua. Jadi, secara sederhananya, kami tambahkan dengan yang sudah tercatat sampai saat ini," tutur Nyoman.

Per 23 April 2020, jumlah emiten baru yang tercatat di BEI mencapai 26 perusahaan. Pada 2019, BEI berhasil mencatatkan 55 perusahaan baru dan pada 2018 sebanyak 57 perusahaan.

"Kami realistis dengan jumlah yang ada sekarang. Secara jumlah hingga akhir tahun, tidak akan seperti 2018," kata dia.

Baca Juga: Ada Covid-19, Bintraco Dharma (CARS) evaluasi rencana ekspansi

Meskipun begitu, menurut Nyoman, realisasi IPO di Indonesia sepanjang tahun ini unggul dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Berdasarkan laporan global yang ia kutip, Indonesia menjadi negara di posisi tertinggi dalam hal jumlah perusahaan tercatat baru.

Menurut dia, per Maret 2020, Malaysia baru mencatatkan tujuh emiten baru, Singapura tiga emiten, Thailand dua emiten, dan Filipina masih nol.

Nyoman menambahkan, BEI tidak hanya mengejar kuantitas perusahaan yang tercatat, tetapi juga memperhitungkan kualitasnya.

Perusahaan-perusahaan yang ada di pipeline telah disaring dan memperoleh izin prinsip dari BEI, serta tengah menunggu pernyataan pra-efektif dan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan. Para calon emiten tersebut juga berasal dari hampir semua sektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×