kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) terdampak wabah corona, begini rekomendasi analis


Selasa, 21 April 2020 / 18:05 WIB
Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) terdampak wabah corona, begini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Pengemasan produk olahan sidat PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melalui anak usahanya di bidang budidaya perikanan, PT Iroha Sidat Indonesia (ISI) dan PT Suri Tani Pemuka (STP).


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) tahun ini diprediksi akan kembali melanjutkan tren positif yang dicatat seperti tahun sebelumnya. Meski begitu, tahun 2020 juga menjadi tahun yang cukup menantang bagi JPFA sebab dibayangi oleh penurunan permintaan di tengah penyebaran virus korona.

Analis Mirae Asset Sekuritas Emma A. Fauni mengatakan, tahun 2020 menjadi tahun yang cukup berat untuk dihadapi oleh JPFA. Pasalnya, fenomena banjir di awal tahun lebih buruk dari ekspektasi sehingga mendisrupsi penyerapan pasar untuk broiler dari pedagang sehingga harganya melemah.

Baca Juga: Japfa Ltd jual 25% saham bisnis sapi perah di China

Sempat membaik di bulan Februari, tetapi sejak diumumkan kasus pertama virus korona pada Maret hingga saat ini harga kembali melemah.

Secara umum, Emma mengatakan, industri poultry masih belum sepenuhnya pulih akibat oversupply yang terjadi pada 2019. Tetapi, harga broiler dan anak ayam satu hari (DOC) sepanjang kuartal IV tahun 2019 berangsur membaik seiring dengan kebijakan pemangkasan pasokan oleh pemerintah.

“Namun, memasuki kuartal I tahun 2020 harga kembali sulit untuk terangkat,” kata Emma saat dihubungi Kontan pada Selasa (21/4).

Hal senada juga diungkapkan oleh Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony. Ia berpendapat penjualan JPFA di tahun ini berpotensi untuk mengalami penurunan.

Sebab, permasalahan oversupply masih membayangi sehingga harga jual ayam pun ikut menurun. Di samping itu, pelemahan rupiah saat ini juga dapat menambah beban dari kinerja JPFA sendiri.

Baca Juga: Tahun ini JPFA membidik ekspor produk perikanan senilai Rp 450 miliar

Chris mengatakan momentum Ramadhan yang biasanya diandalkan untuk meningkatkan konsumsi sepertinya tidak akan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dengan berlakunya bekerja dari rumah serta Permbatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan membuat masyarakat lebih menahan konsumsinya. Sehingga dari sisi konsumsi akan akan cenderung menurun.

Sedangkan, Emma menilai JPFA berpotensi kehilangan momentum di kuartal II tahun 2020. Sebab, harga broiler yang cenderung membaik saat Ramadhan sepertinya tidak akan terealisasi mengingat kondisi saat ini yang di mana daya beli masyarakat menurun. Kendati begitu, Emma melihat JPFA memiliki earnings quality yang lebih baik ketimbang para pesaingnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×