kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.323   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.010   53,08   0,76%
  • KOMPAS100 1.042   12,47   1,21%
  • LQ45 815   13,59   1,70%
  • ISSI 212   1,29   0,61%
  • IDX30 419   7,24   1,76%
  • IDXHIDIV20 500   9,19   1,87%
  • IDX80 119   1,52   1,30%
  • IDXV30 123   1,53   1,25%
  • IDXQ30 138   2,38   1,75%

BEI Sambut 3 Emiten Baru: CBDK, OBAT, dan DGWG Resmi Melantai


Selasa, 14 Januari 2025 / 06:30 WIB
BEI Sambut 3 Emiten Baru: CBDK, OBAT, dan DGWG Resmi Melantai
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja perusahaan maklon obat herbal, kosmetika, dan minuman serbuk PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan tiga emiten baru pada perdagangan Senin (13/1).

Emiten-emiten ini berasal dari sektor properti, farmasi, dan perdagangan besar produk agrokimia. Berikut adalah profil dan prospek ketiganya:

Baca Juga: BEI Sebut Ada 2 Emiten Jumbo dalam Antrean IPO Tahun Ini

1. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK)

CBDK menjadi emiten keenam yang tercatat di BEI pada 2025. Pada perdagangan perdana, harga sahamnya melonjak 25% ke Rp 5.075 per saham.

Anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) ini meraup dana segar Rp 2,3 triliun dari pelepasan 10% saham pada harga perdana Rp 4.060 per lembar.

Presiden Direktur CBDK, Steven Kusumo, menyatakan dana dari IPO akan digunakan untuk penyertaan saham terhadap anak usaha, PT Industri Pameran Nusantara (IPN).

“NICE akan menjadi salah satu ruang pusat konvensi dan pameran terbesar di Indonesia yang dapat menghasilkan pendapatan berulang pertama bagi CBDK,” ujarnya saat IPO, Senin (13/1).

Baca Juga: Ini Proyek Bangun Kosambi Sukses (CBDK) Setelah Resmi Melantai di BEI

Proyek Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) ini dirancang dengan luas area 120.000 m² di atas lahan 19 hektar di CBD PIK 2.

NICE diharapkan mulai beroperasi parsial pada September 2025 dan menjadi elemen strategis dalam mendukung ekosistem MICE di kawasan tersebut.

Menurut Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, kelebihan permintaan saham CBDK hingga 344,28 kali mencerminkan daya tariknya.

“Valuasi harga saham CBDK lebih murah dibandingkan induknya, PANI. Selain itu, bank tanah yang dimiliki CBDK berada di kawasan premium dengan segmen pasar menengah ke atas,” katanya.

Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait suku bunga tinggi yang dapat menekan permintaan properti.

Baca Juga: Resmi IPO, Brigit Biofarmaka (OBAT) Targetkan Laba Bersih Tumbuh 20% pada 2025

2. PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT)

Emiten farmasi OBAT resmi melantai di BEI sebagai perusahaan ketujuh pada 2025. Harga sahamnya naik 21,14% ke Rp 424 per saham di perdagangan perdana.

OBAT melepas 28,33% saham di harga IPO Rp 350 per lembar, mengumpulkan dana Rp 59,5 miliar.

Seluruh dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembelian bahan baku, peningkatan produksi, dan pengembangan pemasaran.

Selain itu, OBAT menerbitkan waran seri I yang dapat dikonversi mulai Juli 2025, dengan target dana tambahan Rp 29,75 miliar.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, menilai sektor farmasi memiliki prospek cerah.

“Tren peningkatan kesadaran kesehatan membuat permintaan produk farmasi cenderung stabil. Namun, tantangan fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar AS tetap perlu diperhatikan karena bahan baku masih impor,” ujarnya kepada Kontan.

Baca Juga: Brigit Biofarmaka (OBAT) Resmi Melantai di Bursa, Harga Sahamnya Naik 21,14%

3. PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG)

DGWG, yang bergerak di sektor perdagangan besar pupuk dan agrokimia, menjadi perusahaan kedelapan yang tercatat di BEI pada 2025. Sahamnya naik 12,17% ke Rp 258 per saham pada perdagangan perdana.

DGWG melepas 15% saham pada harga IPO Rp 230 per lembar, mengumpulkan dana Rp 202,94 miliar.

Sebagian besar dana digunakan untuk pembelian bahan baku pestisida, sedangkan sisanya disalurkan ke anak usaha, PT Fertilizer Inti Technology, sebagai modal kerja.

Hendra Wardana, Founder Stocknow.id, menilai DGWG memiliki valuasi yang menarik.

“Sektor agrikultur yang stabil dan meningkatnya permintaan pestisida memberikan prospek yang solid bagi DGWG. Valuasi PER TTM 15,9x dan PBV Annualized 0,8x menjadikan saham ini relatif murah,” katanya.

Baca Juga: Delta Giri Wacana (DGWG) Targetkan Laba Tumbuh 25% di Tahun 2025

Pandangan Analis dan Prospek Emiten Baru

Menurut Martha Christina, kenaikan saham saat IPO adalah fenomena umum. Namun, performa jangka panjang akan sangat bergantung pada kinerja perusahaan.

“Untuk saham-saham baru, disarankan wait and see karena volatilitas tinggi hingga beberapa pekan setelah IPO,” jelasnya.

Miftahul Khaer juga menjagokan CBDK dan OBAT sebagai saham potensial.

Baca Juga: Delta Giri Wacana (DGWG) Resmi Melantai di BEI Hari Ini (13/1), Sahamnya Naik 12,17%

“CBDK unggul dengan pengembangan kawasan strategis, sedangkan OBAT memiliki produk yang sifatnya defensif. Namun, risiko fluktuasi kurs dan perlambatan sektor properti tetap perlu dicermati,” tambahnya.

Secara keseluruhan, ketiga emiten ini menunjukkan potensi menarik bagi investor, meskipun tantangan sektoral tetap harus diantisipasi.

Selanjutnya: Harga Eceran Tertinggi Beras Tidak Berubah di 2025

Menarik Dibaca: Promo Imlek Mako Bakery x BRI Ada Diskon Rp 200.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×