kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BEI putuskan nasib GTBO pekan depan


Jumat, 16 Agustus 2013 / 14:14 WIB
BEI putuskan nasib GTBO pekan depan
ILUSTRASI. Berikut bahan-bahan dapur yang dapat dimanfaatkan sebagai pembersih rumah.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memutuskan pemberian sanksi pada PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), pekan depan. Hal ini disampaikan oleh Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI di Jakarta, Jumat (16/8).

Menurut Hoesen, sebelum Lebaran lalu, pihak BEI sudah memanggil direksi GTBO, terkait kontak dengan perusahaan perdagangan asal Timur Tengah, yakni Agrocom Ltd senilai US$ 250 juta.

"Kami sedang merumuskan dan menganalisa laporan keuangannya. Nanti ada tindakan sanksi atau denda dari bursa setelah kami melihat ada atau tidaknya pelanggaran yang dilakukan. Keputusannya akan diberikan pekan depan," kata Hoesen di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (16/8).

Hoesen menyebutkan, tindakan yang sudah dilakukan BEI terhadap GTBO saat ini adalah, menghentikan perdagangan atau suspensi saham GTBO. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perlindungan bagi investor.

"Bentuk perlindungan yang kami lakukan adalah dengan suspensi sahamnya. Jangan sampai pihak lain nantinya tidak mengerti kalau ada sedikit permasalahan," kata Hoesen.

BEI pantas jengah dengan keputusan GTBO yang menerima permintaan pembatalan kontrak penjualan batubara sebanyak 10 juta metrik ton dari Agrocom Ltd. Padahal, pembatalan itu berdampak besar bagi kinerja keuangan GTBO.

Sekadar kilas balik, kontrak dengan Agrocom diteken pada 14 Juni 2012, dan seharusnya baru berakhir 30 April 2015. Nilai total kontrak mencapai US$ 250 juta yang akan dibayarkan dalam tiga tahap.

Pembayaran tahap I senilai Rp 711,15 miliar atau setara US$ 75 juta dari Agrocom. Angka pembayaran itulah yang dibukukan sebagai penjualan atas hak pemasaran (sales of marketing rights). Lalu, tahap kedua dan ketiga masing-masing senilai US$ 87,5 juta.

Pembukuan itu bahkan sudah dilakukan sejak laporan keuangan GTBO per Juni 2012. Pos itulah yang membikin kinerja keuangan GTBO melesat tinggi, di tengah kondisi emiten batubara lain yang tengah sekarat.

Namun dalam perkembangannya, pihak GTBO tidak pernah diminta mengirim batu bara oleh Agrocom. Padahal GTBO telah siap mengirimkan batu bara kepada pihak yang telah ditunjuk Agrocom.

Kepada BEI, GTBO pada 31 Mei 2013 menjelaskan kontrak tersebut batal, termasuk pengakuan penjualan hak pemasaran senilai Rp 711,5 miliar. Perseroan terjerat utang senilai pengakuan tersebut. Tercatat, saham GTBO saat ini berada di 2.200 per lembar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×