kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pekan depan, BEI panggil lagi GTBO


Sabtu, 13 Juli 2013 / 08:10 WIB
Pekan depan, BEI panggil lagi GTBO
ILUSTRASI. Fokus pelaku pasar hari ini akan tertuju pada hasil Rapat Gubernur Bank Indonesia (RDG BI). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Masalah pembatalan kontrak penjualan batubara yang dilakukan PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) berbuntut panjang. Bursa Efek Indonesia (BEI) mempersoalkan pembatalan kontrak penjualan batubara GTBO yang dilakukan dengan perusahaan asal Timur Tengah, Agrocom Ltd.

Implikasinya, BEI akan tetap melanjutkan penghentian perdagangan sementara alias suspensi saham GTBO yang sudah dilakukan sejak 23 April silam. Tidak hanya itu, pekan depan, BEI juga akan kembali memanggil manajemen GTBO guna menjelaskan lebih lanjut masalah pembatalan kontrak itu.

"Spesifiknya saya belum bisa jelaskan tetapi masih mengenai kontrak dan laporan keuangannya," kata Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Jumat (12/7). BEI memang pantas jengah dengan keputusan GTBO yang menerima permintaan pembatalan kontrak penjualan batubara sebanyak 10 juta metrik ton dari Agrocom Ltd.

Padahal, pembatalan ini berdampak sangat besar pada kinerja keuangan GTBO.Sekadar kilas balik, kontrak dengan Agrocom diteken pada 14 Juni 2012 dan seharusnya baru berakhir 30 April 2015. Nilai total kontrak mencapai US$ 250 juta yang akan dibayarkan dalam tiga tahap.

GTBO telah menerima pembayaran tahap I senilai Rp 711,15 miliar atau setara US$ 75 juta dari Agrocom. Pembayaran tersebut kemudian dibukukan sebagai penjualan atas hak pemasaran (sales of marketing rights).

Pembukuan itu bahkan sudah dilakukan sejak laporan keuangan GTBO per Juni 2012. Pos itulah yang membikin kinerja keuangan GTBO melesat tinggi, di tengah kondisi emiten batubara lain yang tengah sekarat.

Ambil contoh, pendapatan GTBO per Juni 2012 melambung 3.075% year on year (yoy) menjadi Rp 1,15 triliun. Imbasnya, laba bersih GTBO di semester I 2012 terkerek 7.294% yoy menjadi Rp 939,81 miliar.

Kondisi serupa tercatat dalam laporan keuangan per 30 September 2012. Kala itu,  pendapatan GTBO naik 823,78% yoy menjadi Rp 1,5 triliun dan laba bersih melesat 1.000% yoy menjadi Rp 1,18 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×