kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEI membidik target kapitalisasi pasar Rp 10.000 T


Kamis, 28 Desember 2017 / 19:35 WIB
BEI membidik target kapitalisasi pasar Rp 10.000 T


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) targetkan pencapaian kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) Rp 10.000 triliun dalam waktu dua tahun mendatang. Hal ini dianggap penting untuk menghadapi tantangan global dan memperkuat daya saing bursa Indonesia di mata internasional.

Target tersebut disampaikan Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Kamis (28/12) di Jakarta. “Tantangan yang harus kita paham di level dunia, ada Standard & Poor (S&P) sebegai pemegang rating kinerja ekonomi suatu negara. Satu lagi adalah patokan bobot investasi suatu negara,” tutur Tito.

Ia melanjutkan, patokan bobot suatu negara dilihat dari Morgan Stanley Capital International (MSCI). Dalam catatan Tito, saat ini dana internasional dalam MSCI adalah sebesar US$ 12,7 triliun. Indonesia sendiri punya porsi sebesar 2,2% dalam total dana tersebut.

Demi meningkatkan daya saing, khususnya dalam aliran dana asing, Indonesia harus memperbesar kapitalisasi pasar. DItambah lagi, saat ini Indonesia menghadapi tantangan kapitalisasi pasar dari beberapa negara. Tito menyebut ancaman dari China dan Arab Saudi.

Saat ini China mengantongi porsi sebesar 25% dari total dana di MSCI. Ke depannya, China berencana membuka saham seri-A di Shianghai dan Beijing. “Kalau China buka total, porsi mereka akan naik 15%. Tapi kalau ditetapkan mereka jaga stabilitas mungkin hanya naik 5,3%. Semakin besar China buka, makin terdilusi MSCI kita,” jelas Tito.

Potensi tergerusnya porsi MSCI Indonesia juga datang dari Arab Saudi. Perusahaan minyak Saudi Aramco berencana melantai di Saudi Stock Exchange dengan kapitalisasi pasar yang dipatok sebesar US$ 1,2 triliun. Jika rencna ini dijalankan, maka porsi Arab Saudi juga semakin besar di MSCI.

Adapun kapitalisasi pasar Indonesia saat ini adalah sebesar Rp 7.012,29 triliun. Dengan jumlah ini, Tito mencatat bahwa rasio kapitalisasi pasar bursa berbanding gross domestic product (GDP) adalah sebesar 47%. Padahal, Malaysia memiliki rasio sebesar 120% dan Singapura sebesar 290%.

Untuk itu, salah satu langkah yang dilakukan BEI adalah dengan terus memberikan stimulus agar perusahaan tercatat di BEI lebih banyak. Tahun 2017 ini aka nada 37 emiten baru di bursa. Sementara itu, 2018 mendatang, BEI yakin jumlah perusahaan IPO akan lebih dari 35.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×