Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) di dalam negeri masih semarak. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut, masih terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham yang siap untuk menawarkan sahamnya kepada publik
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setia merinci, sebanyak sembilan perusahaan yang akan melantai di Bursa berasal dari sektor barang konsumsi primer, disusul sebanyak delapan perusahaan berasal dari sektor barang konsumsi nonprimer, sebanyak lima perusahaan berasal dari sektor transportasi dan logistik, dan sebanyak tiga perusahaan bergerak di sektor teknologi.
Selanjutnya, sebanyak tiga perusahaan berasal dari sektor infrastruktur, dua perusahaan dari sektor barang baku, dua perusahaan dari sektor perindustrian, dua perusahaan dari sektor kesehatan, dua perusahaan dari sektor energi, dan satu perusahaan yang berasal dari sektor properti dan real estat.
Baca Juga: Begini Prospek Saham yang Harganya Melejit dan Melorot Pasca IPO
Nyoman menambahkan, terdapat satu calon perusahaan tercatat yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham yang merupakan afiliasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Otoritas pasar saham tentunya menyambut baik BUMN dan entitas anak untuk dapat melakukan IPO dan menjadi perusahaan tercatat di BEI. Bursa juga dengan senang hati memberikan dukungan kepada BUMN dan entitas anak untuk mendapatkan informasi terkait IPO dengan serangkaian kegiatan edukasi/pendampingan kepada manajemen dan tim perusahaan.
“Kami berharap akan banyak BUMN dan entitas anak yang memanfaatkan pasar modal Indonesia dan melakukan IPO pada tahun ini dan tahun mendatang,” terang Nyoman kepada wartawan, Selasa (19/7) malam.
Baca Juga: Segar Kumala Indonesia (BUAH) Membidik Dana Segar Rp 80 Miliar dari IPO
Sampai dengan 19 Juli 2022, Nyoman menyebut terdapat 26 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,2 triliun.
Nyoman menyambut baik antusiasme para pemilik dan pendiri perusahaan dari berbagai sektor usaha dan ukuran untuk melakukan IPO dan memilih pasar modal Indonesia sebagai house of growth mereka. Ini tercermin dari pencapaian IPO di BEI pada tahun 2020 dan 2021, yang masing-masing mencapai 51 dan perusahaan dan 54 perusahaan.
Baca Juga: Habco Trans Maritima Tawarkan Harga IPO Rp 160 Per Saham
Daya pikat bursa tanah air pun tak memudar. BEI menjadi Bursa dengan jumlah IPO saham terbanyak dan menjadi Bursa pertama yang mencatatkan saham perusahaan unicorn di kawasan ASEAN. Selain itu, nilai dana terkumpul (fundraised) sebesar Rp 62,6 triliun dari pencatatan baru saham di BEI tahun 2021 merupakan yang tertinggi untuk Bursa di kawasan ASEAN.
“Pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari dukungan dan kebijakan dari pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BEI, dan self-regulatory organization (SRO) lainnya dalam rangka membuat kondisi pasar modal yang kondusif pada masa yang dinamis ini,” pungkas Nyoman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News